Selasa 30 Mar 2021 10:28 WIB

Staf Langgar Protokol Kesehatan, Menkes Jepang Minta Maaf

Ada 23 pegawai Kementerian Kesehatan Jepang makan malam bersama sampai larut malam.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria berjalan melalui area belanja  yang kosong di Bandara Internasional Haneda di Tokyo, Jepang,Kamis (14/1). Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan larangan masuk ke Jepang akan berlaku untuk semua warga negara asing non-residen mulai dari 14 Januari hingga 07 Februari hal itu sebagai tindakan pencegahan dan peningkatan besar kasus Covid-19EPA-EFE / FRANCK ROBICHON
Foto: EPA-EFE / FRANCK ROBICHON
Seorang pria berjalan melalui area belanja yang kosong di Bandara Internasional Haneda di Tokyo, Jepang,Kamis (14/1). Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan larangan masuk ke Jepang akan berlaku untuk semua warga negara asing non-residen mulai dari 14 Januari hingga 07 Februari hal itu sebagai tindakan pencegahan dan peningkatan besar kasus Covid-19EPA-EFE / FRANCK ROBICHON

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura meminta maaf usai surat kabar melaporkan pegawainya berkumpul di sebuah restoran di Tokyo hingga larut malam.  Hal tersebut melanggar protokol kesehatan pemerintah untuk menahan penularan Covid-19.

Tamura, Selasa (30/3), mengonfirmasi pada 24 Maret lalu  bahwa ada 23 pegawai Kementerian Kesehatan telah makan malam bersama. Surat kabar Kyodo melaporkan menteri itu berjanji akan segera menyelidiki masalah ini.

Baca Juga

Seperti diketahui, pada 21 Maret lalu Tokyo dan tiga prefektur yang mengelilinginya sudah keluar dari masa darurat Covid-19. Namu pemerintah masih meminta restoran ditutup pada pukul 21.00 dan membatasi pertemuan masyarakat.

Surat kabar Yomiuri melaporkan para pegawai Kementerian Kesehatan itu menggelar pesta perpisahan di sebuah pub di distrik Ginza, Tokyo. Beberapa orang di antaranya tetap berada di pub hingga tengah malam.

Pada Senin (29/3) lalu Menteri Vaksin Covid-19 Jepang  Taro Kono mengatakan program imunisasi virus Corona akan dipercepat Mei mendatang. Namun Olimpiade Tokyo yang dimulai bulan Juli bukan salah satu faktornya.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sudah berjanji untuk memberikan vaksin ke 126 juta populasi Negeri Sakura pada Juni mendatang. Sebelum pembukaan Olimpiade yang dijadwalkan pada 23 Juli. Pasokan vaksin dari Pfizer sudah mengalir dari Eropa tapi jumlah diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

"Mulai bulan Mei pasokan vaksin sudah tidak lagi terhambat," kata Kono yang mulai menjabat sebagai menteri vaksin pada bulan Januari lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement