Rabu 31 Mar 2021 04:08 WIB

Anggota Dewan Bertukar Pesan tak Senonoh dengan Pekerja Seks

Anggota Dewan Bertukar Pesan Tidak Senonoh dengan Pekerja Seks

Rep: Lorna Knowles and John Stewart/ Red:
Anggota Dewan Bertukar Pesan Tidak Senonoh dengan Pekerja Seks
Anggota Dewan Bertukar Pesan Tidak Senonoh dengan Pekerja Seks

Seorang anggota dewan di negara bagian New South Wales (NSW), Australia bernama Michael Johnsen menawarkan bayaran sebesar A$1,000 (Rp10 juta) kepada pekerja seks untuk datang ke gedung parlemen dan melayaninya.

Ia juga mengirimkan serangkaian pesan tidak senonoh kepada pekerja seks tersebut, beserta video cabul, ketika sedang mengikuti di sidang parlemen, menurut penyelidikan yang dilakukan oleh ABC.

Hari Selasa pagi ini (30/3), pemimpin Partai Nasional NSW John Barilaro menyerukan agar Johnsen segera mengundurkan diri dari parlemen atas "tindakan yang menjijikan" yang dilakukannya.

Johansen sendiri telah membantah keras tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan kepadanya minggu ini, tentang pelecehan seksual yang dilakukannya kepada seorang perempuan di kawasan Blue Mountains September 2018 lalu.

Tim Penyelidikan Tindakan Kriminal Seks Kepolisian NSW tengah menyelidiki tuduhan pelecehan seksual tersebut, namun belum mengajukan tuduhan resmi.

PERINGATAN: ARTIKEL INI MENGGUNAKAN BAHASA GAMBLANG DAN MEMUAT KONTEN SEKSUAL

Rabu lalu (25/03), anggota dewan Partai Buruh Trish Doyle menggunakan haknya sebagai dewan untuk membeberkan tuduhan pemerkosaan tersebut.

Trish tidak menyebutkan nama Michael Johnsen dan hanya mengatakan tindakan tersebut dilakukan oleh anggota dari koalisi pemerintahan NSW saat ini.

Beberapa jam kemudian, Johnsen mengatakan dia adalah orang yang dituduh.

Dalam pernyataannya, tanpa menyetujui tuduhan yang ditujukan kepadanya, dia menyatakan akan berhenti sementara dari tugasnya sebagai sekretaris parlemen, serta tidak akan duduk dalam  pertemuan partai Nasional, maupun partai koalisi di saat penyelidikan polisi sedang berlangsung.

ABC kini dapat mengungkapkan bahwa perempuan yang sama melayangkan tuduhan yang sama terhadap Johnsen tentang bagaimana dia "mengirimkan pesan bernada seksual" kepadanya (sexted) di tengah sesi Tanya Jawab. Menurutnya, Johnsen juga mengirimkan video tidak senonoh.

Dalam wawancara ekslusif dengan ABC, perempuan tersebut mengatakan Johnsen mengirim pesan kepadanya melalui iklan online tawaran layanan seksual di bulan Agustus 2019.

ABC sudah melihat bukti berupa ratusan pesan online dan SMS yang dikirimkan Johnsen kepada perempuan tersebut  antara bulan Agustus sampai September 2019.

ABC bisa membuktikan bahwa nomor HP itu adalah milik Michael Johnsen dan merupakan nomor kontak yang tercatat untuk mengirim rilis pers parlemen selama bertahun-tahun.

'Saya di politik, saya anggota parlemen'

Ketika menjawab tawaran tersebut, perempuan ini tidak menyangka dia berhubungan dengan seorang politisi.

Pria yang memasang iklan tersebut menawarkan bayaran tunai untuk layanan 'bbbj", singkatan untuk layanan seks oral tanpa menggunakan kondom.

Pekerja seks tersebut pertama kali menghubungi Johnsen bulan Agustus 2019, tidak lama sebelum pemasang iklan menyatakan siapa dirinya.

Dalam pesan di situs iklan, Johnsen mengirim foto dan menulis, "Saya di politik, saya anggota parlemen ... Saya juga saya sudah bercerai dan tidak punya hubungan sama sekali, jadi jangan khawatir melakukan hal yang tidak benar. Tetapi saya juga tetap ingin tidak ketahuan."

"Ketika dia mengatakan dia anggota parlemen, saya awalnya berpikir untuk menolaknya," kata perempuan tersebut kepada ABC.

"Saya kira ada orang yang ingin menjebak dia karena dia mengirimkan fotonya sendiri walau saya tidak meminta," tambahnya.

'Kantor parlemen saya bisa jadi seru ... sini ke Ruang Jubilee'

Yang mengejutkan perempuan tersebut juga adalah bagaimana Michael Johnsen bersedia membayar A$1000 (sekitar Rp10 juta) demi agar perempuan tersebut datang ke gedung parlemen untuk berhubungan seks di kantornya.

Pada 9 September 2019,d ia mengundangnya untuk datang ke gedung parlemen keesokan harinya.

Dia juga mengirimkan link sesi perkiraan budget untuk tanggal 10 September.

"Saya ada sesi perkiraan budget jam 9.30-12.30 besok," tulisnya.

"Kantor parlemen saya bisa jadi seru," tambahnya lagi.

"Kalau kamu mau, saya bisa mengundang kamu makan siang di sini di kantor waktu sudah selesai, juga makan makanan pencuci mulut, kamu tahu lah maksudnya apa (emoji kedip)."

Perempuan tersebut menjawab: "Haha kedengarannya seru!" Dan dibalas pria tersebut: "Kalau kamu mau, ayo kita lakukan".

Kemudian Johnsen menyuruh perempuan itu menunggunya di ruang Jubilee di Parlemen NSW, yang adalah sebuah perpustakaan berisi banyak buku dan plafon kaca.

Namun, pertemuan ini dibatalkan karena perempuan ini mengalami cedera.

Komunikasi tetap berlanjut dengan kesepakatan bertemu di kawasan terpencil bernama Yellow Rock di Blue Mountains untuk janji berhubungan seksual pada 15 September 2019.

Di sinilah pelecehan seksual tersebut terjadi.

Michael Johnsen membantah semua tuduhan.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Rabu malam minggu lalu dia mengatakan kecewa dengan tuduhan yang ada.

"Saya dengan sukarela sudah berbicara dengan Polisi NSW dan akan terus bekerja sama dalam penyelidikan," katanya.

"Saya percaya bahwa penyelidikan apapun akan berkesimpulan saya adalah pihak yang tidak bersalah."

Michael Johnsen mengatakan dia akan segera mengambil cuti.

Johnsen terlibat dalam komite mengkaji perilaku anggota parlemen

Di tahun 2018, Michael Johnsen masuk dalam komite standar etika di parlemen yang mengkaji perilaku para anggota parlemen di negara bagian New South Wales.

Aturan yang sebelumnya sudah disetujui tahun 1998 mengharuskan anggota parlemen "mempertahankan kepercayaan publik dengan melakukan tugas mereka dengan kejujuran dan integritas, menghormati hukum dan parlemen sebagai institusi".

Pekerja seksual ini memutuskan untuk berbicara kepada publik mengenai Michael Johnsen setelah dia memposting pernyataan kontroversial di media sosial.

Perempuan tersebut menandatangani petisi mengenai masalah kode etik tersebut. Cuitan Johnsen membuatnya marah dan kecewa.

"Di situlah saya mulai berpikir mengenai semua kiriman pesan yang dibuatnya, atau saat dia seharusnya di parlemen. Dan saya pikir dia sudah melanggar kode etik. Mungkin dia akan kehilangan pekerjaannya."

"Seseorang dalam posisi itu harus mengikuti kode etik yang ada."

Perempuan tersebut sudah membuat lapporan kepada Polisi NSW bulan September tahun lalu.

Dia mengatakan perilaku Michael Johnsen bertentangan dengan kebijakan Partai Nasional mengenai keluarga yang konservatif.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari berita dalam bahasa Inggris di sini 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement