REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat akan mengevaluasi kesepakatan investasi antara China-Iran senilai 400 miliar dolar AS yang baru saja ditandatangani akhir pekan lalu.
"Kami tentu saja akan meninjau dan memastikan soal sanksi apa yang perlu diterapkan terkait perkembangan terbaru ini," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Senin (29/3).
Pernyataan Psaki tersebut merujuk pengumuman Teheran dan Beijing tentang perjanjian kerja sama strategis selama 25 tahun yang merupakan bagian dari inisiatif "Belt and Road" China. Ini adalah proyek infrastruktur besar-besaran yang membentang dari Asia Timur hingga Eropa.
Kerja sama pada sektor pertahanan juga termasuk dalam perjanjian itu, sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan ketegangan dengan negara-negara Barat. Pernyataan gabungan yang dirilis usai penandatanganan perjanjian menyebutkan kedua belah pihak ingin "mempromosikan pembangunan dan kemitraan strategis yang komprehensif" melalui kesepakatan ini.
Kesepakatan senilai 400 miliar dolar AS telah berlangsung sejak Januari 2016 ketika Presiden China Xi Jinping menjadi pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Iran setelah penandatanganan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia.