REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang menyerukan penyelidikan lebih lanjut mengenai asal usul Covid-19. Tokyo mengatakan laporan yang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) rilis pekan ini terlambat dirilis dan akses terhadap sampelnya pun sedikit.
"Demi mencegah pandemi di masa depan, sangat diperlukan penyelidikan pakar, yang dilakukan dengan independen, cepat dan tanpa pengawasan, kami khawatir dengan keterlambatan dan lemahnya akses pada sampel virus penyelidikan terbaru," kata Kepala Staf Kabinet Jepang Katsunobu Kato, Rabu (31/3).
Pada Selasa (30/3) kemarin, WHO merilis laporan tim berisi 17 pakar internasional mengenai penyidikan mereka terhadap asal usul Covid-19 di Wuhan, China. Tempat pertama terdeteksinya virus corona.
China memuji kerja sama dengan WHO dan memperingatkan mempolitisasi isu ini justru hanya mengorbankan lebih banyak nyawa. AS dan negara-negara lain mengatakan laporan WHO kekurangan informasi penting, akses, dan transparansi.
Mereka menuntut penyelidikan lebih lanjut. Kato mengatakan Jepang penyelidikan dan analisa tambahan serta mendorong WHO untuk mempertimbangkan kembali melakukan penyelidikan tambahan ke China.
"Kami akan melanjutkan kerja sama dengan negara lain untuk melakukan penelitian tambahan yang masih perlu dilakukan," kata Kato.
Laporan WHO mengatakan kemungkinan besar virus corona berasal dari kelelawar dan menyebar pada mamalia yang belum diketahui sebelum akhirnya menular ke manusia. Laporan tersebut menyebutkan hampir tidak mungkin virus corona berasal dari laboratorium yang bocor.