Kamis 01 Apr 2021 00:09 WIB

Australia akan Produksi Rudal untuk Tingkatkan Pertahanan

Australia umumkan rencana investasi besar-besaran produksi senjata lokal

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Australia akan Produksi Rudal untuk Tingkatkan Pertahanan
Australia akan Produksi Rudal untuk Tingkatkan Pertahanan

Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Rabu (31/03) mengungkapkan rencana inisiatif jalur cepat untuk mendirikan perusahaan senjata dalam negeri dengan investasi senilai $ 1 miliar dolar Australia atau sekitar Rp 11 triliun.

Menurutnya, keputusan tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Australia. "Menciptakan kemampuan kedaulatan sendiri di tanah Australia sangat penting untuk menjaga keamanan warga Australia," ucap Morrison.

Pemerintah Australia, papar Morrison, akan bermitra dengan produsen senjata global dan bekerja sama secara erat dengan Amerika Serikat selaku mitra pentingnya.

Usaha tingkatkan kemandirian pertahanan

Perdana menteri Australia itu mengatakan, pandemi virus corona telah mengungkapkan betapa pentingnya bagi Australia untuk dapat mandiri.

"Seperti yang ditunjukkan oleh pandemi Covid-19, punya kemampuan untuk mandiri, baik itu di bidang pengembangan vaksin maupun pertahanan Australia, sangat penting untuk memenuhi persyaratan dalam lingkungan global yang terus berubah," kata Morrison.

Pembuatan rudal di dalam negeri adalah salah satu bagian dari upaya untuk mengubah strategi pertahanan Australia dan industri pertahanan lokalnya, dengan mengucurkan investasi besar dalam jangka waktu 10 tahun.

Morrison mengatakan perlunya memproduksi rudal di dalam negeri, karena kemungkinan gangguan rantai pasokan global. Rencana tersebut diperkirakan juga akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan bisa meningkatkan ekspor Australia.

Rudal produksi lokal dinilai sudah waktunya

Beberapa dekade sudah berlalu sejak terakhir kali Australia memproduksi rudal canggih, dan saat ini negara itu mengandalkan impor dari sekutu termasuk AS. Australia saat ini membangun roket umpan yang bertujuan mengacaukan rudal yang diarahkan ke wilayahnya.

Michael Shoebridge, direktur pertahanan, strategi, dan keamanan nasional di lembaga pemikir independen Australian Strategic Policy Institute mengatakan, pengumuman itu merupakan berita yang disambut baik. Menurut Shoebridge, meningkatnya agresi Cina adalah masalah besar bagi Australia, bersamaan dengan kerentanan rantai pasokan global yang terungkap setelah pandemi corona melanda.

Dia mengatakan lebih jauh, saat ini kebutuhan Australia yang paling mendesak adalah rudal jarak jauh antikapal yang dapat ditembakkan dari kapal perang atau pesawat terbang. Menurutnya, kendaraan tempur baru militer juga perlu dibekali kemampuan bisa menembakkan rudal.

Shoebridge mengatakan masuk akal bagi Australia untuk membangun generasi baru rudal hipersonik dengan bekerja sama dengan AS. Mitra komersial potensial yang ia sebut antara lain termasuk produsen senjata besar dari AS, yakni Lockheed Martin dan Raytheon.

Berharap dapat dukungan dari sekutu

Australia juga akan bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Kedua negara tersebut adalah bagian dari apa yang disebut sebagai "Five Eyes" yakni aliansi berbagi data intelijen bersama Kanada, Inggris dan Selandia Baru.

"Kami akan bekerjasama erat dengan Amerika Serikat dalam prakarsa penting ini untuk memastikan bahwa kami memahami bagaimana perusahaan (dalam negeri) dapat dengan baik mendukung kebutuhan Australia dan kebutuhan yang semakin meningkat dari mitra militer utama," ungkap Menteri Pertahanan Peter Dutton.

Pemerintah di Canberra juga dilaporkan akan menjalin kerja sama dengan produsen senjata global untuk proyek tersebut.

ae/as (dpa, AP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement