Percobaan yang dilakukan oleh Pfizer dan BioNTech menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 buatan mereka aman, efektif, dan menghasilkan respons antibodi yang kuat pada remaja berusia 12 hingga 15 tahun.
Menurut Chief Executive Pfizer, Albert Boula, data yang dihimpun dari uji klinis sepertinya akan memperbolehkan penggunaan vaksin ini untuk disuntikkan pada kelompok remaja sebelum para siswa di Amerika Serikat kembali ke sekolah pada September.
Ini sekaligus menempatkan vaksin buatan Pfizer ini mendahului pembuat vaksin lain di dunia Barat yang dalam upaya melindungi anak-anak.
Apakah vaksin COVID-19 efektif dan aman disuntikkan kepada anak-anak adalah salah satu pertanyaan besar yang masih coba dijawab oleh pembuat obat.
Menyuntik anak-anak dan remaja dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai "herd immunity" dan menjinakkan pandemi, yang saat ini telah menewaskan lebih dari 2,8 juta orang dan menginfeksi 128 juta orang.
Telah terbukti bahwa orang dewasa muda punya kemungkinan yang lebih kecil untuk menderita penyakit parah dan lebih mungkin mengalami infeksi tanpa gejala, yang artinya tanpa disadari mereka mungkin bisa menularkan COVID-19 kepada orang lain.
Tak satu pun dari vaksin COVID-19 Australia telah disetujui untuk anak-anak, tapi ada opsi yang merekomendasikan Pfizer untuk mereka yang berusia 16 tahun ke atas dan suntikan AstraZeneca hanya untuk orang dewasa.
"Penyebaran asimptomatik (tanpa gejala) adalah hal yang paling menjadi kekhawatiran," kata Onisis Stefas, kepala petugas farmasi di sistem rumah sakit Northwell Health yang berbasis di New York.
"Orang-orang tanpa gejala inilah yang paling mungkin menyebarkan virus ini."
Hasil awal menunjukkan 100 persen kemanjuran
Dalam studi vaksin yang melibatkan 2.260 sukarelawan di Amerika Serikat berusia 12 hingga 15 tahun, data awal menunjukkan tidak ditemukan kasus COVID-19 di antara remaja yang divaksinasi penuh, dibandingkan dengan 18 di antara mereka yang diberi suntikan tiruan.
Dalam sebuah pernyataannya, Pfizer mengatakan, hasil ini menandakan kemanjuran 100 persen dalam mencegah penyakit COVID-19.
Ini adalah penelitian kecil, yang belum dipublikasikan, jadi bukti penting lainnya adalah seberapa baik suntikan itu meningkatkan sistem kekebalan anak-anak.
Para peneliti melaporkan tingkat antibodi yang tinggi, agak lebih tinggi daripada yang terlihat dalam penelitian terhadap orang dewasa muda.
Anak-anak memiliki efek samping yang mirip dengan orang dewasa muda, kata perusahaan itu. Efek samping utama dari vaksin tersebut adalah nyeri, demam, menggigil dan kelelahan, terutama setelah dosis kedua.
Studi ini akan terus melacak peserta selama dua tahun untuk informasi lebih lanjut tentang perlindungan dan keamanan jangka panjang.
Perusahaan vaksin lain sedang dalam proses uji coba pada orang yang lebih muda
Uji coba oleh Moderna Inc yang menguji vaksin COVID-19 pada anak-anak berusia enam bulan hingga kurang dari 12 tahun akan diluncurkan bulan ini.
Johnson & Johnson, yang baru-baru ini memenangkan otorisasi untuk vaksinnya pada orang dewasa, belum memulai uji coba pada anak-anak.
AstraZeneca pada bulan Desember mengeluarkan anak-anak dari kelompok penelitian uji coba mulai dari tahap menengah hingga tahap akhir di Inggris.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.