REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Otoritas Australia akan mengakhiri lockdown atau karantina wilayah di kota terbesar ketiga negara tersebut pada Kamis (1/4) waktu setempat. Langkah itu dilakukan mempertimbangkan angka kasus virus corona baru atau Covid-19 yang kian menurun di negara bagian Queensland.
Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan, lockdown tiga hari di Brisbane akan berakhir pada Kamis siang waktu setempat. Namun demikian, penduduk masih akan diminta mengenakan masker di ruang publik hingga beberapa pembatasan jarak sosial akan tetap diberlakukan.
"Lockdown telah dicabut, tapi kita belum keluar dari pandemi, jadi saya meminta warga Queensland selama dua pekan kedepan jika kita semua melakukan hal yang benar, kita bisa melalui ini bersama." ujar Palaszczuk dikutip laman Aljazirah, Kamis (1/4).
Para pejabat telah memberlakukan lockdown singkat yang mempengaruhi lebih dari 2 juta orang. Hal itu bertepatan pada malam akhir pekan panjang Paskah ketika pemerintah berjuang untuk menahan dua varian Covid-19 baru yang sekarang berjumlah 18 kasus.
Lockdown selama tiga hari yang diperintahkan pada Senin (29/3) membuat sekolah, restoran, dan bar terpaksa ditutup. Kebijakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian lockdown cepat di kota-kota Australia tahun ini, yang menurut pihak berwenang telah dengan cepat mengendalikan wabah virus dan menghindari tindakan yang lebih berat.
Hanya satu kasus baru terdeteksi di Brisbane pada Kamis sehingga memungkinkan pembatasan untuk dilonggarkan. Queensland biasanya merupakan tujuan populer bagi wisatawan Australia selama liburan Paskah dan liburan sekolah berikutnya.
"Kami mengharapkan Paskah yang sangat baik," kata Palaszczuk. Dia juga memuji tingkat pengujian yang tinggi selama 24 jam terakhir karena memungkinkan pembatasan untuk dilonggarkan.