REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Belanda menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 60 tahun, Jumat (2/4). Keputusan tersebut diambil setelah adanya kasus kematian pada seorang wanita setelah menerima vaksin tersebut.
Kementerian Kesehatan Belanda mengungkapkan langkah menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca dilakukan setelah pihaknya menerima laporan terbaru dari badan pemantauan obat Lareb. Mereka pun berdiskusi dengan otoritas kesehatan.
Keputusan tersebut menyebabkan pembatalan jadwal vaksinasi bagi 10 ribu warga di sana. AstraZeneca mengatakan sedang bekerja dengan otoritas Belanda untuk menjawab pertanyaan apa pun yang mereka ingin ajukan.
"Pihak berwenang di Inggris, Uni Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyimpulkan bahwa manfaat penggunaan vaksin kami untuk melindungi orang dari virus mematikan ini secara signifikan lebih besar daripada risiko di semua kelompok usia dewasa," kata AstraZeneca dalam sebuah pernyataan.
Badan pemantauan obat Belanda, Lareb, sebelumnya menerima lima laporan kasus trombosis ekstensif dengan jumlah trombosit yang rendah. Hal itu terjadi sepekan hingga 10 hari setelah individu-individu terkait menerima vaksin AstraZeneca. Salah satu di antaranya kemudian meninggal.
Kasus semacam itu sudah ditemukan di sejumlah negara. Pada Kamis (1/4) lalu, Inggris mengidentifikasi 30 kasus pembekuan darah yang langka pada orang-orang yang divaksinasi menggunakan AstraZeneca.
Selain Inggris dan Belanda, kasus trombosis pasca-vaksinasi menggunakan AstraZeneca juga ditemukan di Kanada, Prancis, Jerman, Spanyol, dan beberapa negara lainnya. dilansir dari Reuters.