REPUBLIKA.CO.ID, HUALIEN - - Pengadilan Taiwan membebaskan manajer sebuah lokasi konstruksi yang dipercaya oleh otoritas menyebabkan kecelakaan kereta api. Kecelakaan tersebut menewaskan sedikitnya 51 orang yang menumpang kendaraan itu.
Kereta ekspres menabrak truk yang meluncur ke tepi sungai di samping rel dari lokasi pembangunan para Jumat (2/3). Pengelola situs tersebut diduga gagal mengaktifkan rem truk dengan benar.
Jaksa telah mengajukan ke pengadilan untuk menahan manajer dengan tuduhan menyebabkan kematian karena kelalaian. Namun, pengadilan di Hualien membebaskan manajernya, Lee Yi-hsiang, dengan jaminan sebesar 500.000 dolar Taiwan pada Sabtu (3/4)
Lee hanya mendapatkan pembatasan untuk tidak bisa meninggalkan Taiwan selama delapan bulan dan mengatakan harus tinggal di Hualien. Pengadilan mengatakan, meski truk itu jatuh ke jalur kereta kemungkinan karena kelalaian, tidak ada kemungkinan persekongkolan.
Kepala kantor kejaksaan Hualien, Yu Hsiu-duan, mengatakan mereka tidak senang dengan keputusan tersebut. "Pengadilan mengatakan tidak ada alasan untuk menahannya," katanya.
Kepala Departemen Urusan Penuntut Kementerian Kehakiman, Lin Jinn-tsun, mengatakan mereka telah mengajukan banding terhadap keputusan untuk membebaskan Lee dengan jaminan. Pemerintah Taiwan pun telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari untuk berkabung.
Kereta dengan hampir 500 orang di dalamnya, sedang melakukan perjalanan dari Taipei ke Taitung di pantai timur ketika tergelincir di terowongan di utara kota Hualien. Sebanyak 41 orang dirawat di rumah sakit dari 188 yang dilaporkan terluka.
Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan, dua warga Amerika Serikat termasuk di antara yang meninggal dunia. Sementara dua warga Jepang, seorang Australia, dan seorang warga negara Cina termasuk di antara yang terluka. Dwina Agustin /reuters
https://www.reuters.com/article/BigStory12/idUSKBN2BQ002