REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina memperpanjang peraturan pembatasan sosial ketat satu pekan lagi. Keputusan itu diambil setelah lonjakan kasus positif virus corona mulai membebani banyak rumah sakit di ibu kota Manila dan daerah sekitarnya.
Pekan lalu Presien Rodrigo Duterte menerapkan karantina wilayah di Manila dan empat provinsi sekitarnya yang dihuni 25 juta orang setelah kasus harian mencapai 10 ribu. Pemuka agama Katolik menggelar perayaan Hari Paskah online untuk menghindari kerumunan di tempat agama.
Pusat Kesehatan Paru-paru Nasional Filipina menjadi rumah sakit terbaru di wilayah ibu kota yang mengumumkan tidak lagi menerima pasien setelah bangsal Covid-19 penuh. Jumlah pasien yang ditangani unit gawat darurat rumah sakit juga dua kali lipat dari kapasitasnya.
"Kami tidak hanya penuh, kami sangat penuh, faktanya rumah sakit sudah penuh selama dua pekan," kata juru bicara Pusat Paru-paru Dr. Norberto Francisco, Senin (5/4).
Rumah sakit lain mengatakan mereka dapat menambah jumlah ranjang. Tapi kekurangan petugas medis karena banyak yang terinfeksi.
Pemerintah Duterte semakin banyak dikritik karena dinilai gagal mengatasi pandemi. Namun juru bciara presiden Harry Roque mengatakan penyebaran varian baru virus corona mengejutkan.
"Mungkin tidak ada yang dapat meramalkan betapa menularnya varian baru ini dan hasilnya angkanya membengkak," kata Roque pada ABS CBN News.
Ia menambahkan pemerintah Filipina meresmikan unit gawat darurat 110 ranjang di rumah sakit di ibu kota. Pemerintah juga berencana meluncurkan unit gawat darurat Covid-19 bergerak atau mobil. Filipina negara Asia Tenggara dengan jumlah kasus positif terbanyak kedua setelah Indonesia.