REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia pada Selasa mengatakan belum menerima lebih dari tiga juta dosis vaksin AstraZeneca Covid-19 yang sebelumnya dijanjikan di tengah pembatasan ekspor oleh Uni Eropa. Hal meninggalkan gap besar dalam upaya inokulasi nasional awal.
Otoritas terkait sebelumnya telah berjanji untuk memberikan setidaknya 4 juta dosis pertama vaksin pada akhir Maret. Namun hanya dapat menyuntikan vaksin 670 ribu dosis setelah Uni Eropa memblokir ekspor vaksin AstraZeneca ke Australia karena pembuat obat itu gagal memenuhi janji pengirimannya ke blok tersebut.
"Kami dijadwalkan untuk menerima lebih dari 3 juta dosis vaksin AstraZeneca dari luar negeri sekarang, yang belum sampai di Australia karena masalah pengiriman yang kami lihat terjadi di sini dan di bagian lain dunia," ujar penjabat Kepala Petugas Medis Michael Kidd kepada Sky News.
Australia memulai vaksinasi lebih lambat daripada beberapa negara lain karena jumlah kasus yang rendah. Australia hanya mencatat di bawah 29.400 kasus Covid-19 dan 909 kematian sejak pandemi dimulai. Tetapi penundaan dosis AstraZeneca membuatnya kesulitan untuk meningkatkan kecepatan program vaksinasi.
Mayoritas dari hampir 26 juta penduduk Australia diharapkan akan diberikan vaksin AstraZeneca, dengan 50 juta dosis akan diproduksi secara lokal mulai akhir Maret. Namun sejauh ini, baru sekitar 2,5 juta dosis telah diproduksi secara lokal dengan ribuan dosis telah lolos pengujian dan didistribusikan ke lokasi vaksinasi.
Baca juga : AS Ingin Pimpin Upaya Vaksinasi Covid-19 Global
Serikat Farmasi Australia, yang ditugaskan untuk membantu peluncuran program inokulasi nasional mulai Mei, mengatakan pada Selasa bahwa persetujuan vaksin domestik yang lambat dan masalah logistik sekarang akan mendorong pengiriman hingga Juni.
"Kami telah diberitahu bahwa penundaan itu terkait dengan penundaan rantai pasokan daripada kemampuan jaringan apotek untuk berpartisipasi," kata Presiden Serikat Farmasi Trent Twomey kepada Reuters.