Rabu 07 Apr 2021 10:31 WIB

WHO Tetap Rekomendasikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

WHO menyebut masih lebih besar manfaat dibandingkan risiko vaksin AstraZeneca

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Petugas kesehatan memperlihatkan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca, ilustrasi
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan memperlihatkan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap beranggapan manfaat vaksin AstraZeneca terhadap Covid-19 lebih besar daripada risikonya. Pernyataan itu mencoba menghalau keraguan banyak negara untuk menggunakan vaksin tersebut usai munculnya kasus pembekuan darah setelah vaksinasi.

Direktur regulasi dan prakualifikasi WHO, Rogerio Gaspar, menyatakan badan itu sedang mempelajari dengan cermat data terbaru bersama dengan regulator Eropa dan lainnya. Seorang pejabat senior di regulator obat-obatan Eropa mengatakan ada hubungan yang jelas antara vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah yang sangat langka di otak. Meskipun, diakui penyebab langsung dari penggumpalan tersebut masih belum diketahui.

Baca Juga

"Apa yang dapat kami katakan adalah bahwa penilaian yang kami miliki saat ini dan ini sedang dipertimbangkan oleh para ahli adalah bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin sebagian besar masih positif," kata Gaspar dalam konferensi pers di Jenewa.

Gaspar mengatakan, WHO mengharapkan untuk mencapai penilaian baru pada Rabu (7/4) atau Kamis (8/4) waktu setempat. Hasil itu bisa didapatkan setelah kelompok penasihat keamanan vaksin bertemu, tetapi dia tetap tidak yakin akan ada alasan untuk mengubah rekomendasi bahwa manfaat AstraZeneca  lebih besar daripada risikonya.

"Kami terus melihat sejumlah peristiwa yang merupakan peristiwa langka yang menghubungkan trombositopenia dengan peristiwa tromboemboli dan peristiwa langka tersebut sekarang dikategorikan dalam hal diagnostik, dalam hal populasi, dalam hal distribusi dalam populasi," kata Gaspar.

Baca juga : EMA: Vaksin AstraZeneca Terkait Pembekuan Darah Langka

WHO telah melakukan pembicaraan dengan berbagai komite ahli nasional dan regional yang akan memutuskan status regulasi vaksin. "Untuk saat ini tidak ada bukti bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin perlu diubah," kata Gaspar. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement