Rabu 07 Apr 2021 14:55 WIB

Menlu Retno: Inggris adalah Mitra Strategis Indonesia

Retno berharap Inggris terus menunjukkan kepemimpinan dalam multilateralisme vaksin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Inggris Dominic Raab di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (7/4).
Foto: Kedubes Inggris
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Inggris Dominic Raab di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Inggris Dominic Raab di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (7/4). Selain kerja sama bilateral, mereka turut membahas isu regional dan global.

Dalam keterangan pers bersama usai pertemuan, Retno mengatakan hubungan bilateral Inggris dan Indonesia terus tumbuh. "Inggris adalah mitra strategis Indonesia. Investor kedua terbesar dan mitra dagang terbesar kelima dari Eropa," katanya.

Baca Juga

Retno mengungkapkan, terkait kerja sama bilateral, terdapat tiga poin yang dia sampaikan kepada Raab. Pertama penguatan kemitraan di sektor kesehatan. "Kerja sama kesehatan penting untuk membangun ketahanan industri kesehatan. Inggris adalah mitra yang tepat untuk membangun kerja sama di bidang ini," ujar Retno.

Retno pun berharap Inggris terus menunjukkan kepemimpinan dalam multilateralisme vaksin dan siap membagi vaksinnya dengan negara-negara lain. "Solidaritas dan kerja sama adalah kunci untuk keluar dari pandemi bersama-sama," ucapnya.

Selain itu, Retno berharap Inggris terus melanjutkan dukungan bagi fasilitas Covax. "Sebagai co-chair dari Covax EMC Engagement Group, saya memiliki tanggung jawab moral untuk terus mempromosikan kerja sama dalam memastikan akses merata vaksin untuk semua," kata dia.

Mengingat semakin pentingnya isu-isu kesehatan, Retno mengusulkan menambah sektor kesehatan sebagai salah satu komponen kunci dari partnership forum. Beberapa area yang dapat dikerjasamakan, termasuk riset dan pembangunan industri farmasi serta kolaborasi industri vaksin.

Poin kedua yang dibahas adalah percepatan pemulihan ekonomi. "Kita membahas cara meningkatkan angka perdagangan yang tahun 2020 nilainya 2,2 miliar dolar AS. Kita juga bekerja sama mempromosikan 10 sektor prioritas, termasuk kayu dan komoditas pertanian," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement