REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara terus mengklaim rekor sempurna dalam mencegah virus Corona tersebar di dalam negeri. Menurut laporan terbaru Pyongyang kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara ini tetap mengklaim nol kasus infeksi Covid-19.
Pada awal pandemi lebih dari setahun yang lalu, Korea Utara menggambarkan upayanya untuk mencegah virus sebagai masalah eksistensi nasional. Pemerintah pun menutup perbatasan, melarang turis, dan mengusir diplomat. Hingga saat ini, Korea Utara masih sangat membatasi lalu lintas lintas batas dan telah mengkarantina puluhan ribu orang yang telah menunjukkan gejala.
Tapi, Pyongyang masih mengatakan tidak menemukan kasus Covid-19. Perwakilan WHO untuk Korea Utara, Edwin Salvador, mengatakan negara tersebut melaporkan telah menguji 23.121 orang untuk virus Corona dari awal pandemi hingga 1 April dan semua hasilnya negatif.
Pejabat WHO mengatakan, negara itu tidak lagi memberi informasi ke badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal jumlah orang yang dikarantina dengan gejala yang dicurigai. Korea Utara pada Selasa (6/4), juga mengatakan akan melewatkan Olimpiade Tokyo untuk melindungi atlet dari krisis kesehatan masyarakat dunia yang disebabkan oleh Covid-19.
Program yang didukung PBB untuk mengirimkan vaksin Covid-19 ke seluruh dunia mengatakan pada Februari, bahwa Korea Utara dapat menerima 1,9 juta dosis vaksin pada paruh pertama tahun ini. Namun, COVAX sejak itu memperingatkan tentang kekurangan global karena Serum Institute of India yang memiliki lisensi untuk memproduksi vaksin AstraZeneca memilih memasok kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.