Kamis 08 Apr 2021 17:35 WIB

Australia Lanjutkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Italia menyarankan AstraZeneca digunakan untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia akan melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Ia tak terpengaruh laporan European Medicines Agency (EMA) yang menyebut ada kemungkinan hubungan antara kasus pembekuan darah dan penggunaan vaksin tersebut.

"Pada titik ini, tidak ada saran yang menunjukkan akan ada perubahan pada peluncuran vaksin (AstraZeneca)," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Kamis (8/4).

Baca Juga

Kendati demikian otoritas Australia telah memerintahkan penyelidikan terkait temuan EMA. Morrison diharapkan memperoleh informasi teraktual pada Kamis malam waktu setempat.

Temuan terbaru EMA mendorong Inggris merekomendasikan penggunaan vaksin hanya untuk warga berusia di bawah 30 tahun. Sementara Italia menyarankan AstraZeneca digunakan untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.

"Kedua rekomendasi itu akan dibahas hari ini dan dilihat dalam konteks Australia," kata Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly saat diwawancara Australian Broadcasting Group.

Namun Kelly mengatakan kasus pembekuan darah pada orang-orang yang menerima vaksin AstraZeneca sangat jarang terjadi. Dia berpendapat AstraZeneca aman dan efektif untuk kebanyakan orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan hubungan kausal antara penggunaan vaksin AstraZeneca dan munculnya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang di dunia "masuk akal". Namun hal itu belum dikonfirmasi.

Hal itu disampaikan setelah Sub-komite Covid-19 dari Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin meninjau informasi terbaru dari EMA dan Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris. "Berdasarkan informasi saat ini, hubungan kausal antara vaksin dan terjadinya pembekuan darah dengan trombosit rendah dianggap masuk akal tetapi belum dikonfirmasi," kata WHO pada Rabu (7/4), dikutip laman Anadolu Agency.

WHO menyebut studi khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko. Kendati demikian, WHO tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca. “Penting untuk dicatat bahwa meskipun mengkhawatirkan, kejadian yang sedang dinilai sangat jarang terjadi; dengan jumlah yang rendah dilaporkan di antara hampir 200 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19 di seluruh dunia,” ujarnya.  

Saat ini sejumlah negara di dunia, termasuk Eropa, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Sementara sejumlah negara lainnya membatasi penggunaannya untuk warga berusia di bawah 60 tahun.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement