REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki pada Kamis (8/4) mempromosikan gagasan megabank Islam, yang dapat memenuhi persyaratan likuiditas lembaga keuangan Islam secara global serta pembiayaan untuk proyek infrastruktur.
Mengikuti KTT Kelompok D-8 Negara Berkembang melalui konferensi video, Presiden Recep Tayyip Erdogan juga menegaskan kembali dorongannya untuk memperluas perdagangan internasional dengan menggunakan mata uang lokal.
Sejak Turki pertama kali menyerukan perdagangan dengan mata uang lokal pada KTT D-8 di Istanbul pada 2017, perkembangan selama empat tahun terakhir membuktikan bahwa gagasan itu dapat dipercaya dan masuk akal, tegas Erdogan.
"Untuk melindungi negara kita dari risiko mata uang asing, kita harus fokus pada perdagangan dengan menggunakan mata uang lokal," ujar dia.
Mengenai Jaringan D-8 untuk Riset dan Inovasi, Erdogan menyebut jaringan itu sangat penting, karena memungkinkan berbagi informasi antara universitas dan lembaga lain di bidang seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan (AI), robotika, internet, blockchain, dan nanoteknologi.
Dia menekankan bahwa negara-negara D-8 harus berkonsentrasi pada produksi bernilai tambah tinggi, berbasis teknologi tinggi, demi pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan. Erdogan juga menekankan bahwa anggota D-8 harus memperbarui diri agar lebih sesuai dengan kebutuhan saat ini, serta mengubahnya menjadi proyek dan struktur yang berorientasi pada hasil.
Turki serahkan jabatan ketua D-8 pada Bangladesh