REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pimpinan Pakatan Harapan (PH) menetapkan Ketua PH Anwar Ibrahim sebagai pemimpin kampanye Pemilihan Umum (PRU) yang ke-15 dan selanjutnya diangkat sebagai calon perdana menteri Malaysia. Penetapan dilakukan pada Rapat Pimpinan PH yang berlangsung di Port Dickson, Negeri Sembilan, Jumat.
Selain itu, rapat pimpinan juga menyatakan pandemi Covid-19 telah mendatangkan dampak yang cukup mendalam bagi rakyat dan ekonomi, dan negara. Rapat itu menyimpulkan bahwa pemerintah sekarang gagal menangani sepenuhnya masalah-masalah tersebut.
Mereka menyesalkan demokrasi di Malaysia menjadi parah akibat pengkhianatan dan pembelotan politik hingga menyebabkan kepercayaan rakyat terhadap demokrasi sendiri meluntur. "Usaha memulihkan negara terletak pada kemenangan dalam pemilu ke-15, justru usaha menggembleng seluruh kekuatan perlu berasaskan prinsip dan agenda reformasi, manakala kelangsungan pemerintah bergantung kepada kestabilan dan keutuhan politik," kata para pimpinan PH.
Mereka juga mengakui potensi dan kepentingan wilayah Sabah dan Sarawak sebagai energi pertumbuhan ekonomi yang baru dalam memacu pembangunan negara, dengan jaminan pembagian sumber daya yang lebih saksama. Hal ini juga seiring dengan sinergi pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan.
"Kami akan menggerakkan semua wakil rakyat dan pimpinan negeri untuk menggali seluruh potensi dan keupayaan bagi menangani isu-isu dasar berkait pemulihan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Kami juga akan meneruskan proses bersama untuk membentuk manifesto Pakatan Harapan," menurut hasil rapat.