REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Junta militer Myanmar pada Jumat (9/4) mengatakan bahwa aksi protes terhadap pemerintahannya berkurang sejak orang-orang menginginkan perdamaian.
Kementerian-kementerian pemerintah akan segera beroperasi penuh, kata juru bicara junta Myanmar Brigadir Zaw Min Tun pada konferensi pers di ibu kota, Naypyitaw. Lebih dari 600 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan Myanmar yang menindak aksi protes terhadap kudeta pada 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Kegiatan operasional di negara Asia Tenggara itu terhenti karena adanya aksi pemogokan dan protes luas terhadap kekuasaan militer.
"Alasan berkurangnya aksi protes adalah karena kerja sama para warga yang menginginkan perdamaian, yang kami hargai," kata Zaw Min Tun.
"Kami meminta warga untuk bekerja sama dengan pasukan keamanan dan membantu mereka," ujar dia.