Sabtu 10 Apr 2021 18:40 WIB

Dokter Optometri Sarankan Atasi Mata Minus Anak dengan Ini

Peningkatan jumlah screen time bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mata.

Proses memasukkan lensa pada metoda medis Orthokeratology.
Foto: Dok. Ort
Proses memasukkan lensa pada metoda medis Orthokeratology.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Penelitian mengemukakan tingkat penggunaan gawai yang dilakukan anak-anak Indonesia selama pandemi Covid-19 meningkat 19,3 persen dengan rata-rata 11,6 jam per harinya. Peningkatan jumlah screen time bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mata. Salah satunya adalah Computer Vision Syndrome yang gejalanya berupa mata lelah, mata berair, pusing, dan pandangan kabur. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut anak-anak bisa mengalami kenaikan refraksi seperti mata minus dan mata silinder secara progresif.  

Menurut studi yang dilakukan di Cina, selama tahun 2020, anak yang berusia enam sampai delapan tahun ternyata tiga kali lipat lebih rentan menderita mata minus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi Covid--19 sangat mempengaruhi kesehatan mata anak.

Alhasil, banyak orang tua mulai peduli terhadap kesehatan mata anak. Kondisi ini menjadi tantangan bagi buah hati mereka yang sudah mengalami gangguan refraksi sejak lama dan risiko minus atau silinder bertambah selama pandemi sangat tinggi. 

Dokter Optometri Andri Agus Syah mengungkapkan, metode yang bisa ditempuh untuk menghambat dan menurunkan mata minus si kecil tanpa proses pembedahan, yaitu dengan terapi lensa kontak Orthokeratology (Ortho K). Terapi ini bertujuan membentuk ulang kornea mata pasien yang tadinya tidak beraturan, menjadi bulat kembali secara alami. 

"Terapi Ortho K bisa menjadi solusi bagi mata minus anak-anak yang naik terus dari tahun ke tahun. Prosesnya alami, aman, dan sudah ada FDA Approved. Penggunaan lensa kontak Ortho K (Orthokeratology) sangat sederhana, hanya dipakai pada saat tidur di malam hari. Lalu bisa dilepas pada pagi hari dan anak-anak mendapatkan penglihatan yang terang tanpa penggunaan alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak konvensional,” klaim soskk yang juga seorang Ortho K Specialist di VIO Optical Clinic, Kota Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/4).

Meskipun terbilang baru di kalangan masyarakat Indonesia, kata dia, metode ini sudah dilakukan selama lebih dari satu dekade di Amerika. Masih menurut dia, orthokeratology terbukti aman dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menurunkan dan menghambat laju minus.

Spesialis Mata di VIO Optical Clinic, dr. Weni Puspitasari mengatakan, ada beberapa penelitian di Amerika yang menunjukkan Ortho K memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi dalam memperlambat laju minus. Metoda ini, kata dia, cocok bagu orang tua yang ingin anaknya lepas kacamata. Menurut dia, bahkan orang dewasa juga bisa ikut terapi ini, tapi tentu harus melakukan screening awal pemeriksaan terlebih dahulu.

"Akhirnya, banyak orang tua yang menempuh metode terapi lensa kontak Orthokeratology ini sebagai solusi buat gangguan penglihatan mata anak-anak mereka. Bahkan sudah banyak anak yang bebas beraktivitas tanpa kacamata atau lensa kontak, dan lulus tes kesehatan mata untuk pendidikan profesi seperti Akmil, Akpol, Pilot, Pramugari, dan lain sebagainya," kata dia. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement