REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas China sedang mempertimbangkan kemungkinan mengombinasikan vaksin-vaksin Covid-19. Hal itu diyakini dapat meningkatkan keefektifan dan kemanjuran vaksin.
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Cina Gao Fu mengungkapkan vaksin-vaksin yang diproduksi negaranya tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi. "Sekarang dalam pertimbangan formal apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknik yang berbeda untuk proses imunisasi," ujarnya dalam konferensi pers pada Sabtu (10/4).
Dia mengungkapkan, hingga 2 April lalu, sekitar 34 juta orang telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi negaranya. Sementara 65 juta lainnya sudah memperoleh dosis pertama.
Para ahli menyebut mencampurkan vaksin atau imunisasi berurutan dapat menambah tingkat keefektifan. Percobaan di seluruh dunia sedang melihat percampuran vaksin atau memberikan suntikan penguat setelah jangka waktu yang lebih lama.
Para peneliti di Inggris, misalnya, sedang mempelajari kemungkinan mengombinasikan vaksin Pfizer dan AstraZeneca. Tingkat efikasi vaksin memang kian vital mengingat adanya varian baru Covid-19 yang sudah tersebar.
Sejauh ini kasus global Covid-19 sudah mencapai 135,7 juta. Pandemi telah membunuh lebih dari 2,9 juta orang di seluruh dunia.