REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengecam rencana Jepang mengalirkan lebih dari satu juta ton air dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut. Beijing menyebut, langkah tersebut sangat tidak bertanggung jawab.
China mengatakan, rencana Jepang akan merusak kesehatan masyarakat. Ia pun mengkritik langkah Jepang membuang air limbah nuklir tanpa memperhatikan keraguan dan oposisi domestik serta asing.
"Pendekatan ini sangat tidak bertanggung jawab dan akan sangat merusak kesehatan dan keselamatan publik internasional serta kepentingan vital orang-orang dari negara tetangga," kata Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan yang diunggah di situsnya, Selasa (13/4).
China menegaskan laut adalah milik bersama umat manusia. Menurutnya pembuangan air limbah nuklir bukan hanya masalah domestik Jepang. "China akan terus mengikuti perkembangan bersama dengan komunitas internasional dan berhak untuk membuat tanggapan lebih lanjut," katanya.
Sekitar 1,25 juta ton air telah terkumpul di tangki pembangkit nuklir Fukushima yang lumpuh pasca-tsunami pada 2011. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pembuangan air adalah tugas yang tak terhindarkan dalam proses penonaktifan pembangkit nuklir selama puluhan tahun.
Pemerintah Jepang pun meyakinkan pelepasan air dari tangki pembangkit nuklir aman. Sebab telah diproses untuk menghilangkan hampir semua unsur radioaktif dan akan diencerkan. Langkah Jepang didukung Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menurut IAEA, tindakan tersebut serupa dengan pembuangan air limbah pembangkit nuklir di tempat lain di dunia.