REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meraih kesepakatan dengan Meksiko, Honduras, dan Guatemala untuk atasi gelombang imigran di perbatasan AS-Meksiko. Asisten Khusus Presiden AS bidang Imigrasi Tyler Moran mengatakan negara-negara Amerika Latin sudah diminta gunakan tentara untuk memperkuat penjagaan di perbatasan mereka sendiri.
"Tidah hanya mencegah penyelundup dan kartel yang mengambil manfaat pada anak-anak yang datang ke sini, tapi juga melindungi anak-anak itu," kata Moran seperti dikutip Sputnik, Selasa (13/4).
Moran juga mengindikasi pemerintah AS sedang mengerjakan pendekatan dua arah terhadap situasi di perbatasan. Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Haris mengatakan tengah mengembangkan 'cetak biru' untuk mengatasi 'alasan orang-orang dari kawasan Amerika Tengah datang'.
Washington juga sedang mencari cara untuk meningkatkan pelayanan pada anak-anak tanpa pendamping yang berhasil tiba di AS. Pemerintah Biden banyak dikritik Partai Republik maupun pendukungnya sendiri karena belum mengatasi situasi di perbatasan AS-Meksiko.
Selama berpekan-pekan Gedung Putih menyebut situasi di perbatasan sebagai 'tantangan vital kemanusiaan' bukan 'krisis. Badan Bea Cukai dan Perbatasan AS menangkap lebih dari 100 ribu imigran pada bulan Februari lalu.
Mereka juga menghadapi 171.100 imigran pada bulan Maret termasuk 19 ribu anak-anak tanpa pendamping. Angkanya dua kali lipat dari rekor sebelumnya pada tahun 2019 yang sebanya 11.861 anak.