Rabu 14 Apr 2021 00:10 WIB

Iran Catat Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Masa Liburan

Iran merupakan negara yang paling parah terdampak corona di Timur Tengah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Vaksinator mengambil cairan vaksin Cocid-19
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Vaksinator mengambil cairan vaksin Cocid-19

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Otoritas Iran melaporkan lonjakan tinggi kasus Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir pada Selasa (13/4). Iran merupakan negara yang paling parah terdampak corona di Timur Tengah dan menghadapi gelombang virus keempat.

Pihak berwenang mengatakan, penyebab lonjakan baru itu adalah jutaan orang yang bepergian bulan lalu. Negara-negara seperti Iran, Azerbaijan, Kurdistan, Pakistan, dan beberapa lainnya merayakan perayaan tahun baru tradisional Norouz pada 20 Maret 2021.

Baca Juga

Berbagai pertemuan keluarga tidak terelakkan, memicu pelanggaran protokol kesehatan yang sebelumnya digencarkan pemerintah. Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan kepada televisi pemerintah mengenai situasi terkini.

Pada Selasa waktu setempat, ada 24.760 kasus Covid-19 harian baru yang diidentifikasi, sehingga total menjadi 2.118.212 kasus.  Korban tewas harian naik menjadi 291, tertinggi sejak 9 Desember 2020, sehingga jumlah total kematian menjadi 65.055.

Lari menginformasikan, 295 kabupaten telah diklasifikasikan sebagai zona "merah" berisiko sangat tinggi, dan 99 sebagai daerah "oranye" berisiko tinggi. Sementara, 45 kabupaten dinilai "kuning" dan hanya sembilan yang masuk kategori zona "biru" berisiko rendah.

Sejak Sabtu silam, pemerintah memberlakukan //lockdown// selama 10 hari di sebagian besar negara untuk mengekang penyebaran virus gelombang keempat. Kebijakan //lockdown// memengaruhi 23 dari 31 provinsi yang ada di negara itu.

Sebagai konsekuensi dari keputusan tersebut, sejumlah kegiatan dibatasi. Bisnis nonesensial, sekolah, teater, dan fasilitas olahraga ditutup. Pertemuan yang melibatkan banyak orang juga dilarang selama bulan Ramadhan, dikutip dari Reuters.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement