REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pemerintahnya siap bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam menahan 'provokasi dan manuver berbahaya' aktivitas militer China. Hal ini ia sampaikan pada perwakilan Presiden AS Joe Biden yang mengunjungi pulau tersebut.
Mantan pejabat pemerintah AS antara lain mantan Senator Chris Dodd, eks deputi Menteri Luar Negeri Richard Armitage, dan James Steinberg berkunjung ke Taipei dalam rangka memberi sinyal komitmen Biden terhadap Taiwan dan demokrasinya. Dalam pertemuan dengan para delegasi itu, Tsai mengatakan aktivitas militer China mengancam keamanan dan stabilitas kawasan.
"Kami bersedia bekerja sama dengan negara yang berpikiran sama termasuk AS untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik dan menahan provokasi dan manuver berbahaya," kata Tsai di Kantor Kepresidenan Taiwan, Rabu (14/4).
Dalam pertemuan yang disiarkan langsung di media sosial Facebook itu, Tsai berjanji melanjutkan kerja sama dengan AS untuk melawan balik 'perang kognitif' dan penyebaran informasi palsu. Ia tidak menjelaskannya lebih lanjut.
Tsai juga mengatakan, Taiwan menantikan untuk melanjutkan perundingan dagang dengan AS secepat mungkin. Taiwan menjadi wilayah teritorial yang paling sensitif bagi China dan titik ketegangan dengan Washington.
Baca juga : Tokoh Taliban: Kita Menang, Amerika Telah Kalah
Undang-undang AS mewajibkan Negeri Paman Sam membantu pulau itu mempertahankan diri. Selama berbulan-bulan Taiwan mengeluh hampir setiap hari pesawat tempur China masuk ke dekat zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) mereka.
Pada Senin (12/4) lalu 25 pesawat tempur Cina termasuk sejumlah bomber berkapasitas nuklir masuk ke ADIZ Taiwan. Gedung Putih mengatakan kunjungan tak resmi perwakilan AS itu sebagai 'sinyal pribadi' presiden atas komitmennya pada Taiwan.
Kunjungan ini semakin meregangkan hubungan Washington-Beijing yang sudah memburuk sejak masa pemerintahan Donald Trump. China menggambarkan latihan militer mereka di dekat Taiwan sebagai latihan bertempur dan pertemuan mantan pejabat AS dengan Tsai hanya memperburuk ketegangan di Selat Taiwan.