REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran telah menyelesaikan kesepakatan dengan Rusia untuk membeli 60 juta dosis vaksin virus Corona Sputnik V. Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah melaporkan, Duta Besar Iran untuk Rusia Kazem Jalali mengatakan, vaksin buatan Rusia itu cukup untuk menyuntik 30 juta warga Iran.
Menurut Jalali, Iran akan menerima vaksin pada akhir tahun ini. Vaksin tersebut akan diprioritaskan bagi petugas medis.
Pada pekan lalu, Iran memulai penguncian atau lockdown selama 10 hari di tengah gelombang keempat infeksi virus Corona. Pihak berwenang memerintahkan sebagian besar toko tutup dan kantor dibatasi untuk sepertiga kapasitas di kota-kota yang dinyatakan sebagai zona merah dengan tingkat infeksi tertinggi.
Ibu kota Teheran dan 250 kota besar maupun kecil lainnya di seluruh Iran telah dinyatakan sebagai zona merah. Mereka memiliki tingkat infeksi tertinggi dan pembatasan paling ketat.
Lonjakan infeksi di Iran disebabkan oleh hari libur selama dua minggu untuk perayaan Nowruz, atau Tahun Baru Persia. Jutaan orang melakukan perjalanan ke pantai Kaspia dan tempat liburan populer lainnya. Sementara pasar dan pusat perbelanjaan ramai dikunjungi warga untuk berbelanja pakaian dan mainan baru. Warga juga berkumpul di rumah untuk menggelar pesta yang melanggar pedoman kesehatan.
Iran yang memiliki jumlah penduduk 84 juta jiwa, sejauh ini telah melakukan menyuntikkan 200 ribu dosis vaksin kepada warganya. Pada Desember lalu, Iran memulai fase uji manusia dari vaksin buatannya. Vaksin buatan Iran diharapkan akan didistribusikan pada musim semi.
Baca juga : Begini Protokoler Prosesi Pemakaman Pangeran Philip
Iran juga mulai membuat vaksin yang bekerja sama dengan Kuba. Mereka berencana mengimpor sekitar 17 juta dosis vaksin dari program Covax, dan jutaan dosis dari negara lain.