REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Israel mencuri arsip nuklir negara itu. Pernyataan ini merupakan pengakuan publik pertama atas operasi Mossad pada 2018 oleh seorang pejabat Iran.
"Sebelumnya, dokumen dari seluruh [arsip] nuklir kami telah dicuri, dan sebelum itu, beberapa drone mencurigakan datang dan melakukan beberapa pekerjaan," ujar Sekretaris Dewan Penasihat Kemanfaatan, Momeen Rezaei.
Rezaei melapor langsung kepada pemimpin tertinggi tentang hal tersebut. Dia mengatakan kepada Mehr News pada Rabu (14/4), bahwa negara itu membutuhkan perubahan besar pada keamanannya.
"Negara ini banyak terkena pelanggaran keamanan, contohnya dalam waktu kurang dari setahun, tiga insiden keamanan telah terjadi: dua ledakan dan satu pembunuhan," kata Rezaei dikutip dari The Jerusalem Post, Kamis
Kedua ledakan itu terjadi di situs nuklir Natanz, pertama pada Juli dan kemudian pada akhir minggu lalu. Pembunuhan pun dilakukan terhadap kepala program nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada November.
Mossad menyelundupkan arsip nuklir dari Iran pada 2018. Peristiwa ini dibeberkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang memberikan bukti bahwa Iran bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Iran pun membantah peristiwa tersebut. Negosiator nuklir Iran, Abbas Araghchi, menyebut klaim itu sebagai permainan yang sangat kekanak-kanakan, bahkan konyol. Sedangkan salah satu negosiator Iran dalam kesepakatan nuklir 2015, Mohammad Marandi, mengatakan Israel memiliki bukti palsu.