REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengusir 20 diplomat yang bekerja di Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Cezka di Moskow. Itu merupakan respons Rusia atas pengusiran yang dilakukan Praha terhadap 18 diplomat mereka.
"(Duta Besar Ceko) Vitezslav Pivonka diberi tahu bahwa 20 karyawan kedutaan Cezka di Moskow dinyatakan sebagai persona non grata. Mereka akan meninggalkan wilayah negara kami pada penghujung hari pada 19 April 2021," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan pada Ahad (18/4), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Selain itu, Kedubes Cezka diminta mempekerjakan staf lokal dengan jumlah setara seperti yang telah dinyatakan sebagai persona non grata. “Sebuah catatan terkait telah diserahkan kepada duta besar,” kata Kemenlu Rusia.
Akhir pekan lalu, Pemerintah Cezka mengumumkan pengusiran 18 diplomat Rusia. Hal itu dilakukan setelah Perdana Menteri Cezka Andrej Babis mengatakan ada kecurigaan dinas intelijen Rusia terlibat dalam ledakan gudang amunisi di negara tersebut pada 2014 lalu.
"Ada kecurigaan yang beralasan tentang keterlibatan perwira dari dinas intelijen Rusia GRU, dalam ledakan gudang amunisi di daerah Vrbetice," kata Babis dalam pengarahan yang ditayangkan langsung di televisi pada Sabtu (17/4).
Menteri Luar Negeri Cezka Jan Hamacek mengungkapkan 18 diplomat Rusia yang diusir diidentifikasi sebagai personel dinas intelijen. Mereka diperintahkan meninggalkan Cezka dalam 48 jam. Sebelumnya kantor berita Interfax mengutip wakil kepala pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia Vladimir Dzhabarov, mengungkapkan, tudingan yang dilayangkan Pemerintah Ceko kepada 18 diplomat asal negaranya itu tak masuk akal. Dia menyebut Rusia akan merespons secara proporsional.