Senin 19 Apr 2021 18:14 WIB

Bentrokan Antara Partai Islam dan Kepolisian Lumpuhkan Pakistan

Partai Islamis Pakistan Tehrik-e-Labaik akhirnya bebaskan 11 polisi yang disandera.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
K.M. Chaudary/AP/picture alliance
K.M. Chaudary/AP/picture alliance

Sebelas personel kepolisian dibebaskan menyusul negosiasi antara pemerintah dan perwakilan Tehrik-e-Labaik Pakistan (TLP) yang membarikade diri di kantor pusatnya di timur Lahore. TLP mengklaim setidaknya tiga anggotanya tewas akibat bentrokan dengan kepolisian, Senin (19/4).

Foto-foto yang menampilkan sandera dengan lilitan perban di bagian kepala, kaki atau lengan, diunggah ke media sosial oleh para pelaku. "Mereka sudah membebaskan kesebelas polisi yang disandera,” kata Menteri Dalam Negeri, Sheikh Rashid Ahmad.

Firdous Ashiq Awan, juru bicara pemerintahan provinsi Punjab, mengatakan para sandera sempat dibawa ke sebuah masjid yang dikelola TLP di Lahore, di mana ratusan suporter sudah membarikade diri.

"Kelompok bersenjatakan bom bensin dan botol berisikan cairan asam, menyerbu pos polisi Nawankot pagi ini,” tulisnya via Twitter, Minggu (18/4), ketika simpatisan TLP membalas dendam.

Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan perwira senior kepolisian dari pos polisi yang diserbu TLP sedang disandera. Dia terlihat berbicara di depan kamera dengan wajah tanpa eskspresi.

Protes antipenistaan agama

Bentrokan terjadi sepanjang pekan lalu, ketika ribuan simpatisan TLP menuntut pengusiran duta besar Prancis sebagai balasan atas karikatur Nabi Muhammad. Pemerintah di Paris sudah mengimbau warganya di Pakistan agar secepatnya hengkang.

Dalam aksinya, partai Islam garis keras itu memblokade jalan-jalan utama, pintu masuk dan keluar di kota-kota besar dan mengimbau semua toko di Pakistan agar tutup.

Setidaknya empat aparat keamanan tewas dan lebih dari 500 lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan pada pekan lalu, ketika pemerintah menahan pemimpin TLP, Saad Hussain Rizvi, yang berusia 26 tahun.

Pemimpin TLP mengatakan sejumlah anggotanya tewas dalam bentrokan pada hari Minggu (18/4). "Kami tidak akan menguburkan mereka sampai duta besar Prancis diusir keluar,” kata Allama Muhammad Shafiq Amini, pemimpin TLP di Lahore. Mereka mengultimatum pemerintah agar membebaskan Rizvi selambatnya 20 April.

Perdana Menteri Imran Khan kewalahan menundukkan agresi TLP yang berulangkali meletup dalam beberapa tahun terakhir. Saat melarang partai yang dalam pemilu lalu mengumpulkan lebih dari dua juta suara itu, Khan mengaku digerakkan oleh metode yang digunakan TLP, bukan ideologinya.

"Biar saya jelaskan kepada warga di sini dan di luar negeri, pemerintah hanya melarang TLP karena mereka menantang kedaulatan negara, dengan menggunakan kekerasan dan dengan menyerang petugas hukum,” kicaunya di Twitter.

Namun begitu dia tetap mengritik publikasi karikatur nabi, "kita tidak boleh mentolelir tindakan kurang ajar seperti itu,” imbuhnya.

Untuk mencegah berkobarnya aksi demonstrasi, pemerintah menutup media-media sosial dan aplikasi pesan pendek karena khawatir digunakan TLP untuk memoblisasi massa.

rzn/hp (afp,rtr)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement