Rabu 21 Apr 2021 13:24 WIB

Negara Bagian Australia Kembangkan Fasilitas Vaksin m-RNA

Biaya untuk pembangunan pabrik mencapai ratusan juta dolar AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Nils Buecheler, 20, seorang mahasiswa internasional di Barry University dari Cologne, Jerman, bersiap untuk menerima dosis vaksin Pfizer COVID-19 di pusat Rehabilitasi Christine E. Lynn di rumah sakit Jackson Memorial, Kamis, 15 April 2021,
Foto: AP/Wilfredo Lee
Nils Buecheler, 20, seorang mahasiswa internasional di Barry University dari Cologne, Jerman, bersiap untuk menerima dosis vaksin Pfizer COVID-19 di pusat Rehabilitasi Christine E. Lynn di rumah sakit Jackson Memorial, Kamis, 15 April 2021,

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Negara bagian Victoria, Australia mengumumkan rencana untuk mengembangkan fasilitas pembuatan vaksin onshore messenger-RNA (mRNA) pada Rabu (21/4). Negara ini pun sudah memiliki pabrik yang memproduksi vaksin AstraZeneca.

"Sangat penting bahwa kami dapat mengembangkan dan memproduksi vaksin dan perawatan mRNA secara lokal untuk memastikan kami memiliki keamanan vaksin di sini di Australia dan di seluruh wilayah kami," kata Pejabat Perdana Menteri Victoria James Merlino dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Merlino mengatakan sedang berhubungan dengan pemerintah federal mengenai rencana tersebut. Dia memperkirakan biaya untuk membangun pabrik bisa mencapai ratusan juta dolar AS. "Diperlukan setidaknya satu tahun untuk membuat vaksin di dalam negeri," katanya.

Victoria akan menghabiskan 50 juta Australia pada awalnya untuk mendirikan fasilitas mRNA di negara bagian itu. Menurut pihak berwenang dapat menjadi pusat serupa pertama di belahan bumi selatan. Teknologi mRNA digunakan dalam vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna.

Upaya imunisasi Australia berantakan awal bulan ini setelah pemerintah membatasi penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena kasus pembekuan darah yang jarang terjadi. Padahal negara ini memproduksi vaksin tersebut. Namun awal bulan ini membatasi peluncurannya untuk orang-orang yang berusia di atas 50 tahun.

Beberapa negara mencoba untuk mendapatkan lebih banyak vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna Inc yang menggunakan teknologi mRNA. Sejauh kedua vaksin tersebut tidak ada efek samping utama yang teridentifikasi di antara penerima vaksin.

Laporan tentang kemungkinan hubungan antara vaksin dari AstraZeneca dan Johnson & Johnson dan masalah pembekuan darah yang langka telah mengesampingkan suntikan tersebut.

Australia bernasib jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya selama pandemi dengan sekitar 29.500 kasus dan 910 kematian. Namun, sejauh ini hanya sekitar 1,70 juta dosis total yang telah diberikan, jauh dari 4 juta yang dijanjikan pada akhir Maret.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement