REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Garima Vyas selalu ingin hidup di kota besar. Dia berpikir tentang New York, tujuan lama bagi orang-orang berusia 20-an tahun, tetapi waspada terhadap biaya dan jalur kereta bawah tanah yang rumit.
Kondisi itu membuat Vyas memilih kota metropolitan lain yang semakin menjadi pilihan terbaik untuk anak muda, yaitu Houston. Dia pun akhirnya telah tinggal di kota tersebut sejak 2013.
"Ada banyak hal yang ingin Anda coba ketika Anda masih muda, Anda ingin mencoba hal-hal baru. Houston memberi Anda itu, entah itu makanan, orang, atau kencan. Dan itu murah untuk ditinggali," ujar perempuan berusia 34 tahun ini.
Pilihan tempat tinggal Vyas dan anggota generasi milenial lainnya telah mengubah geografi politik Amerika Serikat (AS) selama dekade terakhir. Mereka telah meninggalkan New York dan California dan menetap di tempat-tempat yang cenderung tidak menjadi latar tempat untuk acara TV tentang kota urban usia 20-an, termasuk Denver, Houston dan Orlando, Florida.
Ditarik oleh pekerjaan dan fasilitas budaya yang terabaikan, mereka telah membantu menambahkan pabrik kerajinan baru hingga kondominium. Bahkan menempatkan pemilih liberal ke tempat-tempat yang dulunya lebih konservatif ini.
Biro Sensus AS akan menghitung secara resmi perubahan ini dengan merilis jumlah perpindahan penduduknya dalam realokasi kursi kongres sekali satu dekade. Hal ini diharapkan dapat menyebabkan sun belt atau wilayah di Tenggara dan Barat Daya mendapatkan kursi lebih banyak dengan mengorbankan negara bagian di utara.
Sebagian besar proyeksi menunjukkan Texas memperoleh tiga kursi, Florida dua dan Arizona, Colorado, Montana, North Carolina dan Oregon masing-masing satu. Diperkirakan kehilangan kursi adalah Alabama, Illinois, Michigan, Minnesota, New York, Ohio, Pennsylvania, Rhode Island, Virginia Barat, dan California.
Relokasi telah mengubah peta politik pula. Tempat-tempat yang dulu sangat konservatif seperti Texas telah menyaksikan semakin banyak liberalisme yang tumbuh di kota itu.
Tidak dapat dipungkiri, kondisi ini didorong migrasi orang dewasa muda, yang bersandar pada Partai Demokrat. Menurut analisis Associated Press dari data Survei Komunitas Amerika, sejak 2010, populasi berusia 20-34 tahun telah meningkat 24 persen di San Antonio, 22 persen di Austin, dan 19 persen di Houston.
Dalam pemilihan November, dua negara bagian yang juga mengalami pertumbuhan tajam pada kaum muda di Arizona dan Georgia menempatkan Partai Demokrat dalam pemilihan presiden. Pemenang demografis ini hampir semuanya ada di Sun Belt, tetapi iklim bukanlah satu-satunya kesamaan yang mereka miliki.
"Tempat-tempat ini berkembang bukan hanya karena lebih hangat, itu karena di sanalah tempat pekerjaan dan orang-orang muda pindah ke sana," kata profesor geografi di University of Wisconsin-Eau Claire, Ryan Wiechelt.
Tempat-tempat dengan pekerjaan telah lama menarik transplantasi, tetapi pergeseran ini berbeda karena harga rumah telah meningkat pesat di kelompok pekerjaan sebelumnya, seperti Boston, New York dan Silicon Valley. Kondisi ini, menurut Kepala ekonom untuk Redfin, Daryl Fairweather, yang menempatkan biaya hidup menjadi lebih dari faktor dalam relokasi.
"Sejak krisis perumahan terakhir, generasi muda milenial harus pindah ke tempat-tempat dengan pasar kerja yang sangat kuat. Sekarang, selama pandemi, saya pikir itu berubah Anda tidak perlu pindah ke San Francisco jika Anda menginginkan pekerjaan di bidang teknologi," kata Fairweather.
Di samping itu, tempat-tempat dengan perumahan yang lebih murah, ekonomi yang berkembang, dan fasilitas rekreasi menjadi pilihan populer. Colorado adalah tempat ketiga paling populer bagi dewasa muda untuk pindah sejak 2015.
Sejak itu, wilayah tersebut kedatangan lebih dari 20 ribu orang dewasa baru dari tempat lain setiap tahun. Negara bagian ini telah berkembang pesat selama dekade terakhir karena gaya hidup libertarian, aktivitas luar ruangan, dan ekonomi berbasis pengetahuan yang berkembang telah menarik kaum muda dari seluruh negeri.