REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sebanyak 561.746 pengungsi Suriah telah kembali ke rumah mereka di Idlib dan Aleppo sejak Turki dan Rusia menyetujui gencatan senjata pada 5 Maret 2020.
"Penangguhan operasi militer rezim dan milisi sekutunya setelah perjanjian gencatan senjata telah memungkinkan warga sipil kembali ke rumah mereka," kata Muhammad Hallaj, direktur Kelompok Koordinasi Respons Suriah, kepada Anadolu Agency.
Jutaan warga sipil meninggalkan rumah mereka di dua provinsi di Suriah Utara setelah serangan bom bertubi-tubi menyerang wilayah itu. Hallaj mengatakan sebagian besar dari mereka yang kembali membutuhkan bantuan kemanusiaan dan juga masih berisiko terkena bom yang tidak meledak yang ditembakkan oleh pasukan rezim Suriah di masa lalu.
Pada Mei 2017, Turki, Rusia, dan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membentuk zona deeskalasi di Idlib, sebagai bagian dari pertemuan Astana terkait krisis Suriah. Namun, hanya setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan rekan sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin, menyetujui gencatan senjata baru pada 5 Maret 2020, barulah de-eskalasi yang efektif terjadi.
Suriah telah dilanda perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim menyerang kelompok prodemokrasi. Menurut PBB, sejak itu, ratusan ribu orang tewas dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi. Turki menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah- lebih banyak dari negara mana pun di dunia.
* Ditulis oleh Ibrahim Mukhtar