Rabu 28 Apr 2021 15:36 WIB

Komisi Militer Gabungan Libya Bertemu di Sirte untuk Damai

Komisi Militer Gabungan terdiri dari unsur Libya dan Haftar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Komisi Militer Gabungan terdiri dari unsur Libya dan Haftar. Ilustrasi Libya
Foto: Aljazeera
Komisi Militer Gabungan terdiri dari unsur Libya dan Haftar. Ilustrasi Libya

REPUBLIKA.CO.ID, SIRTE – Komisi Militer Gabungan 5 + 5 Libya mengadakan pertemuan di kota pesisir Sirte, Selasa (27/4) waktu setempat. Pertemuan ini bertujuan membahas upaya damai dari kedua pihak yang bertikai di negara tersebut.

Ketua Dewan Kepresidenan Libya Mohamed Al-Menfi dan Utusan Khusus PBB untuk Libya Jan Kubis dilaporkan turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut. Para pihak yang bertikai membahas pembukaan jalan pada pantai di sepanjang utara negara, serta keberangkatan tentara bayaran asing.

Baca Juga

"Upaya untuk membuka jalan pantai yang menghubungkan Sirte ke Misrata telah selesai setelah wilayah tersebut dibersihkan dari ranjau, dan beberapa titik keamanan telah ditetapkan di daerah tersebut," tulis pernyataan Dewan Presiden dalam sebuah pernyataan yang dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (28/4).

Komisi Militer Gabungan 5 + 5 terdiri dari lima perwira militer senior dari pemerintah Libya, dan lima dipilih panglima perang Khalifa Haftar. Pada 23 Oktober tahun lalu, PBB mengumumkan perjanjian gencatan senjata permanen antara rival Libya yang bertikai selama pertemuan Komisi Militer Bersama 5 + 5 di Jenewa, Swiss.

Pihak yang bertikai sepakat pada November untuk membuka jalan raya pesisir sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Pada 5 Februari, kelompok politik saingan Libya setuju.

Persetujuan itu disepakati selama pembicaraan yang dimediasi oleh PBB di Jenewa untuk membentuk pemerintahan sementara dalam memimpin negara itu ke pemilihan Desember pada tahun ini. Delegasi Libya memilih Mohamed Al-Menfi untuk memimpin tiga anggota Dewan Presiden dan Abdul Hamid Dbeibeh sebagai perdana menteri baru.

Rakyat Libya berharap pemerintah akan mengakhiri perang saudara selama bertahun-tahun yang melanda sejak penggulingan dan pembunuhan orang kuat Muammar Al Qaddafi pada 2011.

 

 

Sumber: anadoluagency  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement