Kamis 29 Apr 2021 01:15 WIB

Badai Covid India Komplikasi Tiga Masalah

Covid-19 India lebih dari 300 ribu kasus selama enam hari berturut-turut.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Tenaga kesehatan membawa pasien Covid-19 di rumah sakit pemerintah Covid-19, Ahmedabad, India, Selasa (27/4). Kasus Covid-19 di India melonjak lebih cepat daripada di tempat lain di dunia. Tercatat angka kematian di India akibat virus Covid-19 telah mencapai 200.000 jiwa. (AP Photo/Ajit Solanki)
Foto: AP/Ajit Solanki
Tenaga kesehatan membawa pasien Covid-19 di rumah sakit pemerintah Covid-19, Ahmedabad, India, Selasa (27/4). Kasus Covid-19 di India melonjak lebih cepat daripada di tempat lain di dunia. Tercatat angka kematian di India akibat virus Covid-19 telah mencapai 200.000 jiwa. (AP Photo/Ajit Solanki)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan gelombang infeksi Covid-19 di India merupakan “badai” dari imbas pertemuan massal, adanya varian lebih menular, dan tingkat vaksinasi rendah. Seperti dilansir Aljazirah, kasus harian virus Corona baru India tetap di atas 300 ribu selama enam hari berturut-turut pada Rabu (28/4).

Saat ini, angkatan bersenjata di negara itu telah menjanjikan bantuan medis mendesak untuk membantu memerangi lonjakan infeksi yang membanjiri rumah sakit dan krematorium.

Baca Juga

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic menyatakan, WHO menyediakan peralatan dan pasokan penting ke India, termasuk 4.000 konsentrator oksigen yang hanya membutuhkan sumber energi. Korban tewas di India mencapai 200 ribu.

Pun rumah sakit tidak memiliki pasokan oksigen dan tempat tidur, sehingga harus menolak pasien virus corona. “Saat ini, sebagian masalahnya adalah banyak orang bergegas ke rumah sakit (juga karena mereka tidak memiliki akses informasi/nasihat), meskipun perawatan di rumah dapat dilakukan,” kata Jasarevic.

Kurang dari 15 persen orang yang terinfeksi Covid-19 membutuhkan perawatan di rumah sakit, bahkan lebih sedikit membutuhkan oksigen. Pusat tingkat komunitas harus menyaring pasien dan memberikan nasihat tentang perawatan di rumah yang aman, sementara informasi juga tersedia melalui hotline.

"Seperti yang terjadi di negara mana pun, WHO mengatakan kombinasi relaksasi tindakan perlindungan pribadi, pertemuan massal, dan varian yang lebih menular, sementara cakupan vaksin masih rendah dapat menciptakan ‘badai’ yang sempurna," ujar Jasarevic.

Krisis tersebut telah menyebabkan beberapa negara melarang penerbangan dari India, termasuk Kanada, Belgia, dan Uni Emirat Arab. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan negaranya menangguhkan semua penerbangan penumpang langsung dari India hingga 15 Mei.

Seorang dokter di ibu kota India, New Delhi, Sumit Ray mengatakan situasi di rumah sakit India sangat kacau, dengan ventilator dan tempat tidur ICU yang terisi penuh. “Tidak ada tempat tidur di bangsal, ruang gawat darurat kami penuh dengan pasien, mereka tidak punya tempat tujuan,” kata Ray.

Dia menyatakan petugas medis, khususnya dokter dan perawat benar-benar kewalahan. Petugas medis bekerja sangat keras, tetapi sangat menguras emosi. Pemerintah India telah meminta angkatan bersenjatanya membantu mengatasi situasi tersebut, yang digambarkan banyak orang sebagai krisis perawatan kesehatan terburuk dalam sejarah India modern.

Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat mengatakan angkatan bersenjata akan memberikan cadangan, selain itu pensiunan personel medis bergabung dengan fasilitas kesehatan yang berjuang di garis depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement