REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan membeli 60 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech. Adanya suplai baru diharapkan dapat menyokong kampanye vaksinasi di negara tersebut.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, risiko terbesar dalam program vaksinasi di negaranya adalah varian baru Covid-19. Karena itu, dia ingin mempertahankan kemajuan yang telah dicapai.
“60 juta dosis lebih lanjut ini akan digunakan bersama dengan yang lain sebagai bagian dari program penguat kami mulai akhir tahun ini, sehingga kami dapat melindungi kemajuan yang telah kami semua buat,” ucapnya pada Rabu (28/4).
Dengan demikian, saat ini Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Dalam kampanye vaksinasi, selain Pfizer-BioNTech, Inggris menggunakan AstraZeneca dan Moderna. Inggris memiliki kesepakatan untuk mengamankan 517 juta dosis dari delapan vaksin Covid-19 yang berbeda. Beberapa di antaranya masih dalam pengembangan.
Sejauh ini, negara berpopulasi 67 juta orang itu telah memberikan 47,5 juta dosis vaksin. Hampir 34 juta di antaranya merupakan suntikan pertama. Inggris menjadi negara kedua setelah Israel dalam proporsi populasi yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, yakni sekitar 50 persen.
Inggris sudah mencatatkan 127 ribu kematian akibat Covid-19 atau tertinggi kelima secara global. Sementara total kasus yang telah tercatat sebanyak 4,4 juta.