REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Sejarah peradaban telah meninggalkan wilayah Tabuk di barat laut Arab Saudi dengan sejumlah hidangan populer. Selama bulan suci Ramadhan, ada banyak hidangan yang mempunyai arti khusus. Penduduk Tabuk dan gubernur menyiapkan meja Ramadhan dengan makanan berbuka puasa dan sahur, seperti mjallah atau khamiaa, adonan yang terbuat dari gandum.
Adonan itu ditambahkan ghee atau minyak zaitun, susu, dan madu lalu siap disantap. Hidangan lain, ada maqtouta yang dikenal sebagai mouqalqal atau hamis dan mansaf yang terbuat dari daging atau ayam dengan nasi serta roti yang disajikan saat sahur.
Meja Ramadhan di Tabuk juga berisi sup biji-bijian. Gandum direndam semalaman kemudian ditambahkan air bersama dengan daging dan bawang bombay. Bumbu khusus seperti lada hitam dan Artemisia argentea dapat ditambahkan lalu tuangkan air secara bertahap sambil terus diaduk.
Saat bulir padi matang, beberapa keluarga menambahkan susu untuk meningkatkan nilai gizi sup. Campuran tersebut kemudian diaduk dan disajikan. Sup favorit lain, yaitu sup miju dengan menuangkan air di atas miju yang ditambahkan sayuran secukupnya sampai matang. Bahan-bahan tersebut lalu dihaluskan dan disajikan sebagai sup.
Selain itu, ada pula sup freekeh yang dibuat dengan gandum. Gandum hijau dipetik sekitar enam pekan sebelum panen. Selanjutnya dipanggang untuk memisahkan biji-bijian dari kulitnya. Setelah itu, biji-bijian digiling dengan batu gilingan dan dimasak dengan air bersama dengan daging, garam, dan lada hitam.
Baca juga : De Malond Resto, Pelopor Sajian Berbagai Olahan Daging Malon
Beberapa kota di pesisir kawasan ini terkenal dengan mutabbaq, adonan yang dipotong persegi panjang dan diisi dengan daun bawang cincang, telur, tomat, lada hitam, dan garam. Sisi-sisinya kemudian dilipat dengan baik sebelum dimasak di atas saj (wajan logam cembung) dan dibalik sampai berwarna keemasan.
Meja Tabuk juga terkenal dengan hidangan feteer yang terbuat dari tepung terigu, air dan garam, lalu dimasak di atas saj serta ditambah ghee saat disajikan. Makanan penutup juga merupakan bagian dari variasi hidangan yang menghiasi meja Ramadhan, terutama luqaimat, adonan yang diremas dengan tangan hingga lembut.
Adonan diletakkan di tempat yang panas selama beberapa waktu, kemudian potongan kecil dibentuk menjadi bola, digoreng dengan minyak panas dan terus dibalik hingga menjadi keemasan. Beberapa orang menambahkan wijen dan madu.
Dilansir Arab News, Kamis (29/4), makanan penutup terkenal di dunia Arab, kunafa terbuat dari dua lapis bihun yang sama kecilnya dengan krim atau keju. Kunafa dihiasi dengan pistachio dan dimasak dalam oven dengan sirup gula di atasnya setelah disajikan.