Jumat 30 Apr 2021 01:27 WIB

Malaysia Selidiki Dugaan Lelucon Pemerkosaan oleh Guru

Seorang guru diduga melontarkan lelucon tentang pemerkosaan di kelas.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Kementerian Pendidikan Malaysia  melakukan penyelidikan mendalam atas dugaan adanya lelucon tentang pemerkosaan yang dilontarkan oleh seorang guru di sekolah.

Sebelumnya, seorang siswi membuat unggahan yang mengungkapkan bahwa guru di sekolahnya membuat lelucon tentang pemerkosaan selama kelas berlangsung. Ia menyebut guru laki-laki itu melontarkan candaan saat membahas masalah pelecehan seksual selama mata pelajaran Pendidikan jasmani dan kesehatan.

Baca Juga

“Ini menjadi kasus yang diselidiki oleh polisi dan kami untuk mengetahui apakah ini benar-benar terjadi dan jika terbukti, makan akan ada tindakan tegas,” ujar Menteri Pendidikan Malaysia Radzi Jidin, dilansir The Strait Times, Kamis (29/4).

Keluhan dari siswi yang diketahui bernama Ain Husniza Saiful Nizam itu diunggah olehnya melalui akun media sosial Tik Tok. Ia kemudian juga menuntut permintaan maaf dari orang-orang yang meninggalkan komentar negatif di video tersebut.

“Minta maaf kepada kami,” tulis Ain, dengan tagar #MakeSchoolASaferPlace sambil memperlihatkan sejumlah komentar kasar orang-orang di video yang bernada melecehkan.

Dalam salah satu komentar, Ain disalahkan karena dinilai tidak menutup aurat, yaitu bagian rambutnya. Perempuan berusia 17 tahun ini kemudian mengatakan bahwa komentar semacam ini menunjukkan betapa kritisnya masalah pelecahan di Malaysia. Pria dapat menulis komentar tidak senonoh dan di saat yang sama korban pemerkosaan masih disalahkan atas penampilan mereka.

"Jika Anda benar-benar ingin membuat perubahan, mulailah berbicara ketika Anda melihat perilaku pedofilik. Kita harus memberi tahu mereka bahwa inilah saatnya mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Mulailah berbicara #MakeSchoolASaferPlace," tulis Ain lebih lanjut, melalui jejarisng sosial Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement