REPUBLIKA.CO.ID, Ketegangan antara Rusia dan Ukraina memanas menyusul pengerahan besar-besaran pasukan Moskow di dekat perbatasan di Semenanjung Krimea yang dianeksasi Vladimir Putin pada 2014. Ketegangan telah memanas sejak awal tahun ini. Bentrokan mematikan antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia pun tak terhindarkan.
5 Maret 2021: Kiev mengecam kekerasan di timur Ukraina dan meminta Barat melakukan intervensi.
26 Maret: Empat tentara Ukraina terbunuh, saat aksi bombardir di 30 kilometer dari kota Donetsk.
31 Maret: Kiev dan Washington sebut ada pergerakan pasukan Rusia di Krimea dan perbatasan Ukraina-Rusia.
1 April: Presiden Ukrainan Volodymyr Zelensky menuduh Rusia telah mengerahkan puluhan ribu personel militer di perbatasan Krimea.
2 April: Presiden AS Joe Biden tegaskan dukungan buat Ukraina.
3 April: Jerman dan Prancis menyatakan keprihatinan dan mendorong de-eskalasi.
9 April: Kiev membantah tuduhan Moskow bahwa mereka akan menggerakkan militer untuk serang pemberontak pro-Rusia di wilayah timur.
11 April: Kremlin tegaskan tidak akan perang dengan Ukraina.
12 April: Negara-negara G7 meminta Rusia menghentikan provokasi.
22 April: Rusia tarik pasukan dari perbatasan Ukraina.
23 April: Ukraina sambut baik penarikan pasukan Ukraina.
23 April: AS skeptis terkait penarikan pasukan Rusia.
Sumber: Moskowtimes/AP/Reuters