REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Filsuf Jerman Jurgen Habermas menolak penghargaan sastra dari Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu karena masalah hak asasi manusia di negara Teluk itu.
Sebelumnya, Habermas menerima Penghargaan Buku Sheikh Zayed, salah satu hadiah paling bergengsi di Arab, tetapi kemudian membatalkan keputusan tersebut setelah muncul reaksi dari media Jerman.
"Saya sebelumnya mengumumkan bahwa saya akan menerima Penghargaan Buku Sheikh Zayed tahun ini. Itu adalah keputusan yang salah, yang saya perbaiki dengan ini," kata dia dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada situs berita Spiegel Online.
"Saya tidak cukup menjelaskan kepada diri saya sendiri hubungan yang sangat dekat dari institusi, yang memberikan penghargaan ini di Abu Dhabi, dengan sistem politik yang ada di sana," tambah dia.
Habermas menerima penghargaan untuk kategori "Kepribadian Budaya Tahun Ini" untuk periode 2021.
Menyusul keputusan filsuf Jerman itu, pemberi penghargaan tersebut mengeluarkan pernyataan di situs webnya pada Senin pagi.
"Penghargaan Buku Sheikh Zayed mengungkapkan penyesalan atas keputusan Tuan Jurgen Habermas untuk mencabut penerimaannya atas penghargaan itu, tetapi menghormatinya. Penghargaan ini untuk mewujudkan nilai-nilai toleransi, pengetahuan, dan kreativitas sambil membangun jembatan antarbudaya dan akan terus memenuhi misi ini," kata penyelenggara.
* Seda Sevencan berkontribusi pada berita ini dari Istanbul