REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Partai Perdana Menteri India Narendra Modi telah gagal memenangkan pemilihan umum di negara bagian Benggala Barat. Pemilihan umum digelar di tengah lonjakan kematian dan kasus Covid-19.
Bharatiya Janata Party (BJP) menargetkan kemenangan di Bengala Barat selama kampanye. Namun berdasarkan hasil penghitungan, Partai Kongres Trinamool (TMC) yang dipimpin oleh Menteri Utama Benggala Barat, Mamata Banerjee telah memenangkan lebih dari 200 kursi dalam 294 kursi majelis.
Dengan demikian, Banerjee pemimpin Bengal Barat untuk ketiga kalinya. Dia merupakan satu-satunya menteri utama wanita di India. Banerjee mengatakan, kemenangannya di Benggala Barat telah menyelamatkan India. Dia berjanji akan memprioritaskan penanganan kasus Covid-19.
Benggala Barat yang memiliki populasi 90 juta penduduk dan Kota Kolkata, menjadi perhatian khusus para pengamat pemilu. Benggala Barat adalah salah satu dari sejumlah negara bagian yang tidak pernah diperintah oleh partai nasionalis Hindu, BJP.
Meski kalah, pemungutan suara ini membuat BJP memenangkan hampir 80 kursi untuk menjadi partai oposisi utama. Dalam pemungutan suara 2016, partai itu hanya memenangkan tiga kursi.
Pemilu juga berlangsung di negara bagian Assam, Tamil Nadu dan Kerala serta wilayah Puducherry. BJP memegang kekuasaan di negara bagian Assam di timur laut, tetapi gagal memperoleh keuntungan besar di tempat lain.
India mencatat total kasus virus Corona mencapai hampir 20 juta, dan total kematian sebanyak 218.959. Pada Senin (3/5), India melaporkan kasus harian virus korona lebih dari 300 ribu selama 12 hari berturut-turut.
Pakar medis mengatakan, jumlah kasus virus Corona yang nyata di lapangan kemungkinan bisa mencapai total 1,35 miliar. Tidak menutup kemungkinan, jumlah kasus yang nyata di lapangan sekitar lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.
Kapasitas rumah sakit telah terisi penuh dan pasokan oksigen untuk kebutuhan medis semakin menipis. Selain itu, krematorium kewalahan menerima jenazah pasien Covid-19 sehingga mereka harus membangun tempat pembakaran jenazah darurat di luar ruangan.
Setidaknya 11 negara bagian dan wilayah persatuan telah memberlakukan pembatasan untuk membendung infeksi virus Corona. Tetapi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan memberlakukan penguncian atau lockdown nasional, karena khawatir tentang dampak ekonomi.