REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden United Malay National Organisation (UMNO) Ahmad Zahid Hamidi menilai pemberlakuan Ordinan Darurat di Malaysia tidak memberi dampak dalam penurunan kasus karena realitasnya saat ini lebih 2.000 hingga 3.000 infeksi penularan Covid-19 per hari. Namun ia meminta warga agar tidak berputus asa.
"Saya menyerukan kepada semua dan diri saya sendiri jangan sesekali kita merasa berputus asa. Kita mesti terus melipatgandakan usaha melawan pandemi Covid-19 dengan berbagai upaya," ujar Zahid dalam pernyataannya di Kuala Lumpur, Selasa.
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini memahami rakyat kian penat dan bosan karena mereka telah berkorban pada banyak perkara. Mayoritas rakyat telah berusaha untuk mematuhi SOP sejak Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) pertama 18 Maret 2020. Namun hingga kini masih tidak ada tanda-tanda pemulihan, malah keadaan tambah memburuk.
"Seperti anda, saya juga merasa kecewa apabila mengingat segala pengorbanan itu," katanya.
Dia mengatakan rakyat kehilangan pekerjaan, perdagangan merosot dan anak-anak lama tidak bersekolah."Dalam keterpaksaan kita berharap penghasilan yang banyak pada hari esok," katanya.
Pihaknya sebagai wakil rakyat merasa kesal tidak dibenarkan menjalankan tanggung jawab di parlemen untuk menggembleng ide bersama anggota parlemen lain mencari jalan keluar buat rakyat dan negara.
"Walau apa pun kita belajar darikekurangan sebelum ini dan terus maju melawan pandemi. Kuatkan semangat. Terus berdoa memohon ke hadrat ilahi agar terlepas marabahaya ini," katanya.