Krisis virus corona India menyebar hingga ke pedesaan terpencil di 10 negara bagian, mencatatkan peningkatan kasus infeksi dan kematian pada April lalu.
Pada 2020, gelombang pertama pandemi COVID-19 di India awalnya hanya menginfeksi warga di kota-kota padat penduduk. Namun gelombang kedua pandemi pada 2021 juga melanda sebagian besar kawasan pedesaan India.
Kurangnya layanan darurat yang tersedia di pedesaan, mendorong warga desa berbondong-bomdong berangkat ke rumah sakit di kota besar untuk mendapatkan perawatan medis.
Daerah pedesaan yang parah terdampak
Pejabat federal India mengakui bahwa pandemi corona bergeser ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan.
Daerah pedesaan di negara bagian Maharashtra di bagian barat India mungkin yang paling parah terkena dampaknya. Di negara bagian ini ada pusat bisnis Mumbai.
Rajasthan di barat laut India juga melaporkan peningkatan pesat kasus COVID-19 di daerah pedesaan. Sementara penyebaran virus corona di pedesaan Uttar Pradesh dan Benggala Barat mengalami peningkatan yang stabil.
Pejabat departemen kesehatan di Madhya Pradesh mengatakan, penduduk desa yang terinfeksi corona rela menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit di Bhopal dan Indore. Banyak dari mereka yang terinfeksi Covid-19, sebelumnya menghadiri festival keagamaan Kumbh Mela.
Komunitas pedesaan meremehkan virus corona
Banyak warga menganggap pandemi telah berakhir dan virus corona hanya menjangkiti orang-orang di perkotaan. Akibatnya, gejala COVID-19 disepelekan sebagai penyakit biasa.
"Sekarang, karena infeksi meningkat selama gelombang kedua, penduduk desa menyadari keseriusan pandemi corona dan mulai mencari pengobatan," kata Anand Karia dari Misi Kesehatan Pedesaan Nasional kepada DW.
"Banyak juga orang takut menjalani tes, karena mereka yakin akan tertular infeksi saat menjalani tes. Sekarang, situasi mereka kritis," kata Manoj Verma, seorang dokter dari Ballia, kepada DW.
Tes COVID-19 massal diluncurkan
Mengingat peningkatan eksponensial infeksi corona di Uttar Pradesh, pemerintah pada Rabu (05/05) meluncurkan kampanye selama lima hari untuk deteksi dini COVID-19 pada pasien di desa-desa.
Lebih dari 65% orang India tinggal di distrik pedesaan, menurut Bank Dunia.
Ahli epidemiologi Prabhat Jha, yang merupakan peneliti utama dari "Million Death Study di India," mengatakan kepada DW, setiap tahunnya ada jutaan kematian di pedesaan dan penyebabnya tidak tercatat.
Jha tengah melakukan penelitian untuk mengumpulkan data penyebab kematian dini di India. Dia mengatakan mayoritas kematian terjadi di rumah dan tanpa perhatian medis.
(ha/as)