REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India melaporkan rekor 412.262 kasus Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir dan rekor kematian 3.980. Infeksi Covid-19 sekarang telah melonjak melewati 21 juta, dengan total korban tewas 230.168.
Pemodelan pemerintah telah memperkirakan puncak infeksi gelombang kedua pada Rabu (5/5). "Ini untuk sementara menghentikan spekulasi puncak," kata Rijo M John, seorang profesor di Institut Manajemen India di negara bagian selatan Kerala, di Twitter.
Rumah sakit berjuang mencari tempat tidur dan oksigen sebagai tanggapan terhadap lonjakan infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam laporan mingguan bahwa India menyumbang hampir setengah dari kasus virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia pekan lalu dan seperempat dari kematian.
Saat ini India memiliki 3,45 juta kasus aktif. Pakar medis mengatakan angka sebenarnya India bisa lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi.
Krisis Covid-19 India adalah yang paling akut di ibu kota, New Delhi, di antara kota-kota lain. Akan tetapi di daerah perdesaan, rumah bagi hampir 70 persen dari 1,3 miliar penduduk India, perawatan kesehatan publik yang terbatas menimbulkan lebih banyak tantangan.
"Situasi menjadi berbahaya di desa-desa," kata Suresh Kumar, koordinator lapangan Manav Sansadhan Evam Mahila Vikas Sansthan, sebuah badan amal hak asasi manusia.
Di beberapa desa di mana badan amal itu bekerja di negara bagian utara Uttar Pradesh, rumah bagi sekitar 200 juta orang, ada kematian di hampir setiap rumah kedua.
"Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka dengan demam dan batuk. Gejalanya semuanya Covid-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia banyak yang mengira itu flu musiman." tambahnya.
Negara bagian Goa di India, tujuan wisata yang sangat populer di pantai barat, memiliki tingkat infeksi Covid-19 tertinggi di negara itu. Satu dari dua orang dinyatakan positif dalam beberapa pekan terakhir.
Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara super-spreader.
Lonjakan infeksi juga bertepatan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman, meskipun India adalah produsen utama vaksin. Beberapa negara bagian telah memberlakukan berbagai tingkat pembatasan sosial untuk mencoba dan membendung infeksi, tetapi pemerintah federal menolak untuk memberlakukan lockdown nasional.
Negara bagian selatan India, Kerala, yang memiliki 376.004 kasus aktif, mengumumkan akan memberlakukan pembatasan selama sembilan hari pada pergerakan mulai Sabtu.