REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Gerakan Islam di Yerusalem pada Rabu (5/5) menyerukan perlawanan di dalam dan sekitar Masjid al-Aqsa. Gerakan tersebut bertujuan agar orang-orang tidak tertipu klaim bahwa otoritas pendudukan Israel telah menghentikan pemukim memasuki situs suci umat Islam.
Dalam pernyataan media, gerakan tersebut memuji para jamaah dalam Masjid al-Aqsa dan meminta mereka melanjutkan perjuangan mereka melawan pasukan pendudukan Israel dan pemukim Yahudi yang menodai tempat suci.
Gerakan ini menunjukkan bahwa Israel telah berusaha untuk menekan pemberontakan Yerusalem terhadap pemukim Yahudi sejak awal bulan suci Ramadhan.
Gerakan tersebut juga menegaskan kembali bahwa warga Palestina di Yerusalem harus waspada dalam beberapa hari mendatang karena pemukim Israel berencana untuk mengatur penodaan massal Masjid al-Aqsa sebelum akhir bulan.
Dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (7/5), gerakan tersebut juga memuji ketekunan dan ketangguhan orang-orang Palestina di bawah ancaman pengusiran paksa pendudukan Israel dari lingkungan Yerusalem, termasuk Sheikh Jarrah, Silwan, al-Issawiyeh, Shu'fat, dan Hizma.
Pada saat yang sama, dia memperingatkan pendudukan Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap perempuan dan laki-laki Palestina di Yerusalem. Ia berkeras bahwa akan ada konsekuensi dari serangan semacam itu.
Gerakan Islam menyerukan kepada Arab dan umat Islam untuk meningkatkan mobilisasi dan dukungannya kepada Palestina yang menentang pendudukan dan melindungi Masjid al-Aqsa dari Israel.
Sumber: middleeastmonitor