REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan memberlakukan penguncian atau lockdown selama sembilan haru yang dimulai pada Sabtu (8/5). Penguncian ini bertujuan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 selama liburan Idul Fitri.
Aljazirah melaporkan, pemerintah Pakistan khawatir tidak mampu mengatasi lonjakan pasien Covid-19 dan kekurangan ventilator serta oksigen seperti yang dialami oleh negara tetangganya, India. Selain itu, lonjakan kasus virus korona di India juga membuat pemerintah Pakistan risau dengan situasi di perbatasan. Menteri Perencanaan Pakistan Asad Umar mengatakan, Pakistan menghadapi situasi berbahaya.
“Langkah-langkah ini diharuskan oleh situasi yang sangat berbahaya yang telah dibuat di wilayah tersebut dengan penyebaran mutasi virus yang mematikan,” kata Umar di Twitter.
Libur Idul Fitri biasanya ramai oleh pergerakkan massa di seluruh Pakistan. Mereka berbondong-bondong datang ke sejumlah tempat wisata untuk berlibur bersama keluarga. Tahun lalu, Pakistan mengalami lonjakan kasus virus korona setelah libur Idul Fitri.
Selama lockdown, aktivitas bisnis, hotel, restoran, pasar, dan taman akan ditutup. Sementara transportasi umum antar provinsi dan dalam kota telah dihentikan. Pemerintah mengerahkan militer untuk mengawasi pembatasan tersebut.
Sementara masjid tetap dibolehkan untuk buka. Pihak berwenang khawatir pembatasan tempat ibadah dapat memicu konfrontasi. Pakistan telah mencatat lebih dari 850 ribu kasus dan 18.600 kematian akibat virus korona.
Dalam beberapa pekan terakhir jumlah kematian harian di negara tersebut mencapai lebih dari 100.
Pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa kapasitas rumah sakit sudah hampir penuh. Pemerintah bergegas untuk menambah jumlah tempat tidur bagi perawatan intensif.
Pemerintah telah menutup penerbangan internasional dan penyeberangan perbatasan dengan Iran dan Afghanistan, kecuali untuk perdagangan. Sementara penerbangan dan penyeberangan darat dengan negara tetangga India, telah ditutup sebelum pandemi karena ketegangan politik.
Pakistan menerima batch pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1,2 juta dosis pada Sabtu , di bawah skema Covax. Pusat Operasi Komando Nasional Pakistan mengatakan, sebanyak 1.238.400 dosis vaksin melalui skema Covax telah tiba, sementara 1.236.000 vaksin diharapkan tiba dalam beberapa hari mendatang.