REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Pemerintah Turki mengutuk keras serangan Israel ke Jalur Gaza. Serangan itu menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.
“Kami mengutuk keras serangan udara Israel di Jalur Gaza yang telah menyebabkan kematian banyak orang yang tidak bersalah, termasuk anak-anak. Kami mendoakan rahmat Allah bagi mereka yang kehilangan nyawa dalam serangan itu dan berharap mereka yang terluka segera pulih,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki dalam sebuah pernyataan pada Selasa (11/5) dikutip dari laman Anadolu Agency.
Turki menegaskan Israel adalah pihak utama yang bertanggung jawab atas memburuknya situasi di Palestina saat ini. Ankara pun mengecam aksi brutal aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di Masjid al-Aqsa.
“Jelas bahwa kebijakan agresif dan provokatif Israel tidak akan berkontribusi pada upaya untuk mengakhiri kekerasan di Timur Tengah dan untuk memastikan dialog serta rekonsiliasi berlaku,” kata Kemenlu Turki.
Turki mendesak Israel segera mengakhiri agresi militer terhadap Palestina. Dia mendesak Tel Aviv memahami bahwa hak dan tuntutan sah rakyat Palestina tidak dapat lagi ditekan.
Sejak akhir pekan lalu, warga Palestina dan aparat keamanan Israel terlibat bentrokan di sekitar Masjid al-Aqsa. Bentrokan pun berlangsung di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Memanasnya situasi di Yerusalem Timur terjadi di tengah rencana penggusuran puluhan warga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah. Aksi protes digelar untuk menentang rencana tersebut, sekaligus bentuk solidaritas kepada mereka yang terancam digusur.
Ketegangan di Yerusalem Timur turut memicu eskalasi di Jalur Gaza. Sebab kelompok Hamas, Jihad Islam, dan kelompok perlawanan Palestina lainnya mengecam aksi represif aparat keamanan Israel di Masjid al-Aqsa. Lebih dari 200 roket diluncurkan dari Gaza ke Israel.
Israel pun merespons dengan melancarkan serangan udara. Setidaknya 22 warga, termasuk sembilan anak-anak, tewas dalam agresi tersebut.