REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Presiden Turki dilaporkan telah melakukan pembicaraan dengan Raja Malaysia dan Penguasa Qatar membahas serangan Israel di Masjid al-Aqsa dan Palestina. Pernyataan Direktorat Komunikasi Turki mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan percakapan telepon secara terpisah dengan Raja Malahsia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dan Penguasa dari Qatar Sheikh Takim bin Hamas al-Thani.
Dalam pembicaraan dengan raja Malaysia, Erdogan menekankan pentingnya bersatu padu dalam menghadapi penindasan yang diderita rakyat Palestina akibat serangan Israel di Masjid Al-Aqsa.
"Presiden Erdogan menyatakan keyakinannya bahwa Turki dan Malaysia akan bertindak dalam kerja sama yang erat di semua platform yang relevan, khususnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kerja Sama Islam," kata pernyataan tersebut seperti dilansir laman Anadolu Agency, Selasa (11/5).
Dalam pembicaraan dengan emir Qatar, Erdogan menyoroti pentingnya upaya bersama Turki dan Qatar untuk memobilisasi negara-negara kawasan dan komunitas internasional melawan serangan Israel terhadap al-Quds, Masjid al-Aqsa, dan Palestina.
Pasukan Israel menyerang tiada henti warga Palestina sejak Jumat ketika mereka melukai lebih dari 200 warga Palestina di Masjid al-Aqsa. Masjid al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam dan di lingkungan Sheikh Jarrah.
Pasukan Israel yang bersenjata berat menyerbu masjid dua kali pada Senin, menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut ke arah warga Palestina. Akibatnya lebih dari 300 orang terluka.
Ketegangan memuncak di daerah Sheikh Jarrah sejak pekan lalu ketika pemukim Israel mengerumuni setelah pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina. Pasukan dan pemukim Israel telah berulang kali menyerang warga Palestina yang muncul untuk mengungkapkan solidaritas dengan keluarga yang menghadapi penggusuran dan banyak juga yang ditahan.
Setelah kelompok Palestina menembakkan roket sebagai tanggapan atas kekerasan Israel di Yerusalem, Tel Aviv melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Senin malam. Pada Selasa sore, setidaknya 26 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, telah tewas dan sekitar 110 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di wilayah Palestina yang terkepung.
Menurut Otoritas Palestina, secara keseluruhan, serangan Israel telah melukai sedikitnya 822 orang di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan menduduki Yerusalem pada Selasa pagi. Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.