REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) enggan mengutuk serangan Israel ke Jalur Gaza yang menyebabkan setidaknya 30 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Kendati demikian, Washington Palestina memiliki hak atas keselamatan dan keamanan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengungkapkan negaranya sangat prihatin atas eskalasi antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza. “Kami menyerukan pengekangan dan ketenangan,” ujarnya dalam konferensi pers pada Selasa (11/5).
Dia mengatakan Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dan merespons serangan roket yang diluncurkan dari Gaza. “Rakyat Palestina juga memiliki ha katas keselamatan dan keamanan seperti yang dilakukan Israel,” kata Price.
Ia pun menyuarakan keprihatinan atas kematian warga sipil Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak, akibat serangan udara Israel. "Demikian pula di Yerusalem, di mana dilaporkan ada ratusan warga Palestina yang terluka, serta polisi Israel, kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan bersikap tenang,” ucapnya.
Price mengisyaratkan AS akan mengambil peran untuk merespons eskalasi antara Israel dan Palestina. “AS akan terus terlibat dengan para pejabat senior Israel dan kepemimpinan Palestina dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” ujarnya.
Israel telah melancarkan serangan udara ke Gaza. Aksi itu dilakukan merespons peluncuran sejumlah besar roket oleh Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ke wilayah Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan agresi Israel ke Gaza menyebabkan 30 orang tewas, termasuk seorang wanita dan sepuluh anak-anak. Selain itu, terdapat 203 korban luka. Sementara, Israel melaporkan tiga korban jiwa dan 31 luka.