REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya siap meningkatkan eskalasi dengan Israel. Saat ini, Hamas dan Israel tengah terlibat pertempuran menyusul memanasnya situasi di Yerusalem.
“Jika (Israel) ingin eskalasi, kami siap untuk itu. Dan jika Israel ingin berhenti, kami juga siap,” kata Haniyeh dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Rabu (12/5). Saat ini Haniyeh sedang tidak berada di Gaza.
Kendati demikian, Haniyen mengungkapkan Qatar, Mesir, dan PBB telah melakukan kontak untuk meredam ketegangan. Namun, sikap Hamas sepenuhnya bergantung pada tindakan Israel.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kelompok perlawanan Palestina di Gaza akan menanggung akibat yang besar karena melancarkan serangan roket ke negaranya. “Hamas dan Jihad Islam akan membayar harga yang sangat mahal untuk permusuhan mereka. Darah mereka adalah penebusan,” ujarnya pada Selasa (11/5).
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan serangan udara yang telah dilancarkan negaranya ke Gaza hanyalah permulaan. “Ada banyak sasaran (untuk diserang),” kata Gantz.
Menurut dia, Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya telah terpukul keras oleh serangan Israel. “Ini baru permulaan,” ucapnya.