REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -– Kelompok Hamas mengonfirmasi beberapa komandan utamanya gugur akibat serangan Israel ke Jalur Gaza. Salah satu tokoh yang gugur adalah komandan brigade veteran Hamas untuk Kota Gaza Bassim Issa.
Dilaporkan laman Al Arabiya pada Rabu (12/5), Hamas mengatakan Issa terbunuh bersama dengan beberapa pemimpin lainnya selama pertempuran dua hari di Gaza. Cinas intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet, melaporkan bahwa selain Issa, kepala teknologi siber dan rudal Hamas, Jomaa Tahla, dan 13 anggota staf pembuatan senjata dari kelompok tersebut juga gugur.
Sejak awal pekan ini, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Hingga Kamis, setidaknya 56 warga Gaza, 14 di antaranya adalah anak-anak, dilaporkan gugur akibat serangan tersebut. Lebih dari 300 lainnya mengalami luka-luka.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya siap meningkatkan eskalasi dengan Israel. “Jika (Israel) ingin eskalasi, kami siap untuk itu. Dan jika Israel ingin berhenti, kami juga siap,” kata Haniyeh dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Rabu (12/5).
Kendati demikian, Haniyeh mengungkapkan Qatar, Mesir, dan PBB telah melakukan kontak untuk meredam ketegangan. Namun, sikap Hamas sepenuhnya bergantung pada tindakan Israel.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kelompok perlawanan Palestina di Gaza akan menanggung akibat yang besar karena melancarkan serangan roket ke negaranya. “Hamas dan Jihad Islam akan membayar harga yang sangat mahal untuk permusuhan mereka. Darah mereka adalah penebusan,” ujarnya pada Selasa (11/5).
Memanasnya situasi di Gaza tak terlepas dari eskalasi ketegangan di wilayah Yerusalem Timur. Sejak akhir pekan lalu, ribuan warga Palestina memprotes rencana Israel menggusur keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah. Aksi itu berujung bentrok.
Kerusuhan juga terjadi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Aparat keamanan Israel menembaki warga Palestina di sana dengan granat kejut dan peluru karet. Lebih dari 500 orang dilaporkan mengalami luka-luka. Penyerangan terhadap warga Palestina di sekitar Al-Aqsa menjadi alasan utama Hamas dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan serangan roket ke Israel.