REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menekankan bahwa tidak akan ada perdamaian dan stabilitas tanpa pembebasan dari pendudukan Israel. Abbas menyampaikan pesan tegas kepada Israel bahwa Palestina tidak akan meninggalkan tanah airnya.
"Kami tidak akan meninggalkan negara kami. Akhiri pendudukan Anda di negara kami hari ini, bukan besok," kata Abbas, dilansir Anadolu Agency, Kamis (13/5). Ia mengatakan, kepemimpinan Palestina telah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Amerika Serikat untuk mengakhiri serangan Israel di Gaza.
"Palestina menginginkan masa depan tanpa agresi dan tanpa permukiman (Israel). Kami terus bertindak dan bekerja untuk menghentikan agresi biadab terhadap rakyat kami di Yerusalem, Gaza, dan Tepi Barat," ujar Abbas.
Ketegangan meningkat sejak pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Hal ini menyebabkan aksi protes dari warga Palestina yang diikuti oleh serangan Israel terhadap warga sipil Palestina.
Ketegangan di Yerusalem Timur telah meluas menjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di sekitar Masjid al-Aqsa. Konfrontasi pecah antara warga Palestina dan polisi Israel di beberapa bagian Yerusalem Timur pada Ahad (9/5), termasuk di Sheikh Jarrah dan di luar Kota Tua serta di Haifa, yaitu kota campuran Arab-Yahudi di Israel utara.
Israel juga menyerang Jalur Gaza. Israel mengeklaim, serangan adalah untuk merespons roket yang diluncurkan dari Gaza ke Israel.
Pada Kamis, Aljazirah melaporkan, data Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan serangan Israel Jalur Gaza membuat sekurangnya 69 orang gugur, termasuk lima wanita dan 17 anak-anak. Sementara 365 orang terluka.